Kamis, 30 Juni 2011

Sakit Hati, Mobnas Mundur dari IIMS 2011

Jumat, 01/07/2011 12:38 WIB
Syubhan Akib - detikOto

Jakarta - Kabar buruk datang. Para produsen mobil nasional beramai-ramai menyatakan mundur dari ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2011 yang akan diselenggarakan akhir bulan ini. Hal itu terpaksa dilakukan karena produsen mobil nasional merasa dilecehkan oleh seorang petinggi produsen mobil Jepang di Indonesia.

Kabar pengunduran itu dikatakan oleh Ketua Bidang Marketing/Komunikasi Asosiasi Industri Automotif Nusantara (Asia Nusa) Dewa Yuniardi kepada detikOto, Jumat (1/7/2011).

"Dengan terpaksa kami mundur," tegas Dewa.

Dewa lalu bercerita kalau langkah mundur yang terpaksa diambil oleh produsen mobil nasional itu diambil karena munculnya statement negatif dari seorang petinggi produsen mobil Jepang yang juga merupakan ketua penyelenggara IIMS 2011, Johnny Darmawan. Johnny juga sempat melontarkan jika nada sinis terkait mobnas awal tahun lalu.

Dalam konfrensi pers kedua IIMS pada 22 Juni silam, Johnny menurut Dewa sempat mengeluarkan candaan yang melecehkan mobnas. Saat itu, Johnny mengatakan pengunjung IIMS harus berhati-hati ketika mengetes mobil nasional karena ditakutkan ban mobilbuatan anak bangsa tersebut copot.

"Meski candaan, itu sangat melukai kami. Itu makanya kami mundur," tambahnya.

Sebelum kata-kata yang dianggap merendahkan itu muncul, produsen mobnas yang tergabung dalam Asia Nusa menurut Dewa sudah siap ikut serta.

"Pada technical meeting tanggal 17, kami sudah menyatakan siap. Tapi pas press confrence tanggal 22 kami tidak bisa datang karena ada persentasi mobnas di Kemenperin (Kementrian Perindustrian), eh muncul statment itu," cerita Dewa.

"Setelah itu, anggota-anggota pun mengeluh. Rapat yang memutuskan pengunduran diri baru tadi malam. Pagi ini kami kirim surat pengunduran diri secara resmi," tambahnya. "Kami berterima-kasih sudah diundang, karena itu kami mau mundur dengan baik-baik," tandasnya.

Sebelumnya, mobil-mobil nasional direncanakan ikut dipamerkan bersama deretan mobil-mobil kelas dunia di ajang IIMS yang akan dibuka pada tanggal 22 Juli mendatang.

Di ajang pameran mobil terbesar di Indonesia itu, mobnas ditempatkan di Hall C JIExpo Kemayoran, Jakarta. Mobnas-mobnas tersebut bersanding dengan booth komponen dan aksesoris kendaraan bermotor.

Selain dipamerkan, rencananya pengunjung juga diberi kesempatan untuk melakukan test drive jajaran mobil nasional seperti Tawon, Fin Komodo dan GEA. ( ikh / ddn )

Asianusa mengundurkan diri sebagai peserta Pameran IIMS 2011 yang ke 19

Kepada Yth.
Dyandra Promosindo
The City Tower (TCT) 7th Floor
Jl MH Thamrin 81, Jakarta Pusat

Up. Bapak Susilo Wirawan

Hal: Pengunduran diri Asianusa sebagai peserta dalam Pameran IIMS 2011

Dengan hormat,

Pertama-tama kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan pelaksana serta penyelenggara pameran  IIMS2011 yang telah memberikan fasilitas kepada Asianusa untuk berpartisipasi dalam pameran tsb., bahkan pada tanggal 17 Juni 2011 perwakilan kami telah mengghadiri ‘Teahnical Meeting’ dan kami sudah mendapatkan ID Card serta bahan-bahan arahan dari pelaksana pameran (Dyandra Promosindo). Kami juga mengucapkan terima kasih telah diberikan fasilitas untuk melakukan ‘Test Drive” di area pameran tersebut, namun dalam perjalanannya kami cukup kaget membaca berita dari otomotifnet.com, yang berjudul “Di IIMS Bisa Test Drive Mobil Nasional, Tapi Awas Rodanya Copot!” , disitu ada statemen dari Ketua Penyelenggara Pameran yaitu:

"Tapi hati-hati, buat yang suka kebut-kebutan tidak boleh test drive mobnas, nanti rodanya copot," canda Ketua Panitia IIMS 2011, Johnny Darmawan, disela-sela konferensi pers IIMS 2011 yang kedua, hari ini (22/6). Berita selengkapnya dapat dilihat di website: http://mobil.otomotifnet.com/read/2011/06/22/320660/41/7/Di-IIMS-Bisa-Test-Drive-Mobil-Nasional-Tapi-Awas-Rodanya-Copot

Walaupun bernada canda, menurut hemat kami hal tersebut kurang pantas dinyatakan oleh yang terhormat Bp. Johnny Darmawan dalam kapasitasnya sebagai Ketua Penyelenggara Pameran IIMS 2011, apalagi canda tersebut dilontarkan dalam Acara “Press Conference ke 2’ pada tanggal 22 Juni 2011. Pameran IIMS adalah Pameran yang bergengsi dan bertaraf Internasional yang tuan rumahnya adalah Negara Indonesia, dan menurut kami Bp. Johnny Darmawan, sebagai putra bangsa sepatutnya haruslah mendukung produk bangsanya sendiri, bukan nya malah mencemooh dengan candaan didepan para wartawan, yang berkesan merendahkan produk mobil nasional.

Sebagaiman yang dinyatakan dalam berita tersebut  bahwa ‘Entah apa maksud dari candaan Ketua Panitia IIMS 2011 tersebut,’, demikian juga kami tidak memahami apa maksud dari candaan tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas,  dengan ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengajukan permohonan  Pengunduran diri Asianusa sebagai peserta dalam Pameran IIMS 2011, walaupun demikian kami tetap berharap agar Pameran IIMS 2011 mendapatkan kesuksesan.

Demikian surat pengunduran diri kami dan terima kasih atas perhatian serta kerjasama yang baik dari Penyelenggara dan Pelaksana Pameran IIMS 2011.

Salam Asianusa,
Ttd.                                                     

Ibnu Susilo                                                                              Moh. Irfan
Ketua                                                                                       Sekjen


Lampiran:

Berita di Otomotifnet.com:

Rabu, 22 Juni 2011 17:05 WIB
IIMS 2011

Di IIMS Bisa Test Drive Mobil Nasional, Tapi Awas Rodanya Copot!


Jakarta - Kabar baik bagi perkembangan industri mobil nasional. Kalau tahun lalu di IIMS hanya bisa memajang mobil-mobilnya, maka di tahun 2011 ini, mobil-mobil nasional tersebut bisa dijajal oleh para pengunjung. Tapi...

"Tapi hati-hati, buat yang suka kebut-kebutan tidak boleh test drive mobnas, nanti rodanya copot," canda Ketua Panitia IIMS 2011, Johnny Darmawan, disela-sela konferensi pers IIMS 2011 yang kedua, hari ini (22/6)

Entah apa maksud dari candaan Ketua Panitia IIMS 2011 tersebut, namun yang pasti kesempatan besar di IIMS 2011 kali ini hendaknya juga bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku industri mobil nasional, dengan memajang mobil-mobilnya yang semakin inovatif dan berkualitas.

Ya, ajang sesi test drive mobil nasional tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan dari pihak penyelenggara IIMS 2011 terhadap industri mobil nasional, dimana berbagai merek yang siap berpartisipasi di IIMS 2011 ini antara lain Tawon, Fin KOmodo, juga GEA.

Jajaran mobil nasional ini akan ditempatkan di Hall C, berbarengan dengan deretan booth komponen dan aksesoris kendaraan bermotor. (mobil.otomotifnet.com)

AUTOCAD COMMANDS.

; Program Parameters File For AutoCAD 2007
; External Command and Command Alias Definitions

; Copyright (C) 1997-2006 by Autodesk, Inc. All Rights Reserved.

; Each time you open a new or existing drawing, AutoCAD searches
; the support path and reads the first acad.pgp file that it finds.

; -- External Commands --
; While AutoCAD is running, you can invoke other programs or utilities
; such Windows system commands, utilities, and applications.
; You define external commands by specifying a command name to be used
; from the AutoCAD command prompt and an executable command string
; that is passed to the operating system.

; -- Command Aliases --
; The Command Aliases section of this file provides default settings for
; AutoCAD command shortcuts. Note: It is not recommended that you directly
; modify this section of the PGP file., as any changes you make to this section of the
; file will not migrate successfully if you upgrade your AutoCAD to a
; newer version. Instead, make changes to the new
; User Defined Command Aliases
; section towards the end of this file.

; -- User Defined Command Aliases --
; You can abbreviate frequently used AutoCAD commands by defining
; aliases for them in the User Defined Command Aliases section of acad.pgp.
; You can create a command alias for any AutoCAD command,
; device driver command, or external command.

; Recommendation: back up this file before editing it. To ensure that
; any changes you make to PGP settings can successfully be migrated
; when you upgrade to the next version of AutoCAD, it is suggested that
; you make any changes to the default settings in the User Defined Command
; Aliases section at the end of this file.

; External command format:
; ,[],,[*],

; The bits of the bit flag have the following meanings:
; Bit 1: if set, don't wait for the application to finish
; Bit 2: if set, run the application minimized
; Bit 4: if set, run the application "hidden"
; Bit 8: if set, put the argument string in quotes
;
; Fill the "bit flag" field with the sum of the desired bits.
; Bits 2 and 4 are mutually exclusive; if both are specified, only
; the 2 bit is used. The most useful values are likely to be 0
; (start the application and wait for it to finish), 1 (start the
; application and don't wait), 3 (minimize and don't wait), and 5
; (hide and don't wait). Values of 2 and 4 should normally be avoided,
; as they make AutoCAD unavailable until the application has completed.
;
; Bit 8 allows commands like DEL to work properly with filenames that
; have spaces such as "long filename.dwg". Note that this will interfere
; with passing space delimited lists of file names to these same commands.
; If you prefer multiplefile support to using long file names, turn off
; the "8" bit in those commands.

; Examples of external commands for command windows

DEL, DEL, 8,File to delete: ,
DIR, DIR, 8,File specification: ,
SH, , 1,*OS Command: ,
SHELL, , 1,*OS Command: ,
START, START, 1,*Application to start: ,
TYPE, TYPE, 8,File to list: ,

; Examples of external commands for Windows
; See also the (STARTAPP) AutoLISP function for an alternative method.

EXPLORER, START EXPLORER, 1,,
NOTEPAD, START NOTEPAD, 1,*File to edit: ,
PBRUSH, START PBRUSH, 1,,


; Command alias format:
; ,*

; The following are guidelines for creating new command aliases.
; 1. An alias should reduce a command by at least two characters.
; Commands with a control key equivalent, status bar button,
; or function key do not require a command alias.
; Examples: Control N, O, P, and S for New, Open, Print, Save.
; 2. Try the first character of the command, then try the first two,
; then the first three.
; 3. Once an alias is defined, add suffixes for related aliases:
; Examples: R for Redraw, RA for Redrawall, L for Line, LT for
; Linetype.
; 4. Use a hyphen to differentiate between command line and dialog
; box commands.
; Example: B for Block, -B for -Block.
;
; Exceptions to the rules include AA for Area, T for Mtext, X for Explode.

; -- Sample aliases for AutoCAD commands --
; These examples include most frequently used commands. NOTE: It is recommended
; that you not make any changes to this section of the PGP file to ensure the
; proper migration of your customizations when you upgrade to the next version of
; AutoCAD. The aliases listed in this section are repeated in the User Custom
; Settings section at the end of this file, which can safely be edited while
; ensuring your changes will successfully migrate.



3A, *3DARRAY
3DMIRROR, *MIRROR3D
3DNavigate,*3DWALK
3DO, *3DORBIT
3DW, *3DWALK
3F, *3DFACE
3M, *3DMOVE
3P, *3DPOLY
3R, *3DROTATE
A, *ARC
AC, *BACTION
ADC, *ADCENTER
AECTOACAD, *-ExportToAutoCAD
AA, *AREA
AL, *ALIGN
3AL, *3DALIGN
AP, *APPLOAD
AR, *ARRAY
-AR, *-ARRAY
ATT, *ATTDEF
-ATT, *-ATTDEF
ATE, *ATTEDIT
-ATE, *-ATTEDIT
ATTE, *-ATTEDIT
B, *BLOCK
-B, *-BLOCK
BC, *BCLOSE
BE, *BEDIT
BH, *HATCH
BO, *BOUNDARY
-BO, *-BOUNDARY
BR, *BREAK
BS, *BSAVE
BVS, *BVSTATE
C, *CIRCLE
CAM, *CAMERA
CH, *PROPERTIES
-CH, *CHANGE
CHA, *CHAMFER
CHK, *CHECKSTANDARDS
CLI, *COMMANDLINE
COL, *COLOR
COLOUR, *COLOR
CO, *COPY
CP, *COPY
CT, *CTABLESTYLE
CYL, *CYLINDER
D, *DIMSTYLE
DAL, *DIMALIGNED
DAN, *DIMANGULAR
DAR, *DIMARC
JOG, *DIMJOGGED
DBA, *DIMBASELINE
DBC, *DBCONNECT
DC, *ADCENTER
DCE, *DIMCENTER
DCENTER, *ADCENTER
DCO, *DIMCONTINUE
DDA, *DIMDISASSOCIATE
DDI, *DIMDIAMETER
DED, *DIMEDIT
DI, *DIST
DIV, *DIVIDE
DJO, *DIMJOGGED
DLI, *DIMLINEAR
DO, *DONUT
DOR, *DIMORDINATE
DOV, *DIMOVERRIDE
DR, *DRAWORDER
DRA, *DIMRADIUS
DRE, *DIMREASSOCIATE
DRM, *DRAWINGRECOVERY
DS, *DSETTINGS
DST, *DIMSTYLE
DT, *TEXT
DV, *DVIEW
E, *ERASE
ED, *DDEDIT
EL, *ELLIPSE
ER, *EXTERNALREFERENCES
EX, *EXTEND
EXIT, *QUIT
EXP, *EXPORT
EXT, *EXTRUDE
F, *FILLET
FI, *FILTER
FSHOT, *FLATSHOT
G, *GROUP
-G, *-GROUP
GD, *GRADIENT
GEO, *GEOGRAPHICLOCATION
GR, *DDGRIPS
H, *HATCH
-H, *-HATCH
HE, *HATCHEDIT
HI, *HIDE
I, *INSERT
-I, *-INSERT
IAD, *IMAGEADJUST
IAT, *IMAGEATTACH
ICL, *IMAGECLIP
IM, *IMAGE
-IM, *-IMAGE
IMP, *IMPORT
IN, *INTERSECT
INF, *INTERFERE
IO, *INSERTOBJ
J, *JOIN
L, *LINE
LA, *LAYER
-LA, *-LAYER
LE, *QLEADER
LEN, *LENGTHEN
LI, *LIST
LINEWEIGHT, *LWEIGHT
LO, *-LAYOUT
LS, *LIST
LT, *LINETYPE
-LT, *-LINETYPE
LTYPE, *LINETYPE
-LTYPE, *-LINETYPE
LTS, *LTSCALE
LW, *LWEIGHT
M, *MOVE
MA, *MATCHPROP
MAT, *MATERIALS
ME, *MEASURE
MI, *MIRROR
ML, *MLINE
MO, *PROPERTIES
MS, *MSPACE
MSM, *MARKUP
MT, *MTEXT
MV, *MVIEW
NORTH, *GEOGRAPHICLOCATION
NORTHDIR, *GEOGRAPHICLOCATION
O, *OFFSET
OP, *OPTIONS
ORBIT, *3DORBIT
OS, *OSNAP
-OS, *-OSNAP
P, *PAN
-P, *-PAN
PA, *PASTESPEC
PARAM, *BPARAMETER
PARTIALOPEN, *-PARTIALOPEN
PE, *PEDIT
PL, *PLINE
PO, *POINT
POL, *POLYGON
PR, *PROPERTIES
PRCLOSE, *PROPERTIESCLOSE
PROPS, *PROPERTIES
PRE, *PREVIEW
PRINT, *PLOT
PS, *PSPACE
PSOLID, *POLYSOLID
PTW, *PUBLISHTOWEB
PU, *PURGE
-PU, *-PURGE
PYR, *PYRAMID
QC, *QUICKCALC
R, *REDRAW
RA, *REDRAWALL
RC, *RENDERCROP
RE, *REGEN
REA, *REGENALL
REC, *RECTANG
REG, *REGION
REN, *RENAME
-REN, *-RENAME
REV, *REVOLVE
RO, *ROTATE
RP, *RENDERPRESETS
RPR, *RPREF
RR, *RENDER
RW, *RENDERWIN
S, *STRETCH
SC, *SCALE
SCR, *SCRIPT
SE, *DSETTINGS
SEC, *SECTION
SET, *SETVAR
SHA, *SHADEMODE
SL, *SLICE
SN, *SNAP
SO, *SOLID
SP, *SPELL
SPL, *SPLINE
SPLANE, *SECTIONPLANE
SPE, *SPLINEDIT
SSM, *SHEETSET
ST, *STYLE
STA, *STANDARDS
SU, *SUBTRACT
T, *MTEXT
-T, *-MTEXT
TA, *TABLET
TB, *TABLE
TH, *THICKNESS
TI, *TILEMODE
TO, *TOOLBAR
TOL, *TOLERANCE
TOR, *TORUS
TP, *TOOLPALETTES
TR, *TRIM
TS, *TABLESTYLE
UC, *UCSMAN
UN, *UNITS
-UN, *-UNITS
UNI, *UNION
V, *VIEW
-V, *-VIEW
VP, *DDVPOINT
-VP, *VPOINT
VS, *VSCURRENT
VSM, *VISUALSTYLES
-VSM, *-VISUALSTYLES
W, *WBLOCK
-W, *-WBLOCK
WE, *WEDGE
X, *EXPLODE
XA, *XATTACH
XB, *XBIND
-XB, *-XBIND
XC, *XCLIP
XL, *XLINE
XR, *XREF
-XR, *-XREF
Z, *ZOOM

; The following are alternative aliases and aliases as supplied
; in AutoCAD Release 13.

AV, *DSVIEWER
CP, *COPY
DIMALI, *DIMALIGNED
DIMANG, *DIMANGULAR
DIMBASE, *DIMBASELINE
DIMCONT, *DIMCONTINUE
DIMDIA, *DIMDIAMETER
DIMED, *DIMEDIT
DIMTED, *DIMTEDIT
DIMLIN, *DIMLINEAR
DIMORD, *DIMORDINATE
DIMRAD, *DIMRADIUS
DIMSTY, *DIMSTYLE
DIMOVER, *DIMOVERRIDE
LEAD, *LEADER
TM, *TILEMODE

; Aliases for Hyperlink/URL Release 14 compatibility
SAVEURL, *SAVE
OPENURL, *OPEN
INSERTURL, *INSERT

; Aliases for commands discontinued in AutoCAD 2000:
AAD, *DBCONNECT
AEX, *DBCONNECT
ALI, *DBCONNECT
ASQ, *DBCONNECT
ARO, *DBCONNECT
ASE, *DBCONNECT
DDATTDEF, *ATTDEF
DDATTEXT, *ATTEXT
DDCHPROP, *PROPERTIES
DDCOLOR, *COLOR
DDLMODES, *LAYER
DDLTYPE, *LINETYPE
DDMODIFY, *PROPERTIES
DDOSNAP, *OSNAP
DDUCS, *UCS

; Aliases for commands discontinued in AutoCAD 2004:
ACADBLOCKDIALOG, *BLOCK
ACADWBLOCKDIALOG, *WBLOCK
ADCENTER, *ADCENTER
BMAKE, *BLOCK
BMOD, *BLOCK
BPOLY, *BOUNDARY
CONTENT, *ADCENTER
DDATTE, *ATTEDIT
DDIM, *DIMSTYLE
DDINSERT, *INSERT
DDPLOTSTAMP, *PLOTSTAMP
DDRMODES, *DSETTINGS
DDSTYLE, *STYLE
DDUCS, *UCSMAN
DDUCSP, *UCSMAN
DDUNITS, *UNITS
DDVIEW, *VIEW
DIMHORIZONTAL, *DIMLINEAR
DIMROTATED, *DIMLINEAR
DIMVERTICAL, *DIMLINEAR
DOUGHNUT, *DONUT
DTEXT, *TEXT
DWFOUT, *PLOT
DXFIN, *OPEN
DXFOUT, *SAVEAS
PAINTER, *MATCHPROP
PREFERENCES, *OPTIONS
RECTANGLE, *RECTANG
SHADE, *SHADEMODE
VIEWPORTS, *VPORTS

; Aliases for commands discontinued in AutoCAD 2007:
RMAT, *MATERIALS
FOG, *RENDERENVIRONMENT
FINISH, *MATERIALS
SETUV, *MATERIALMAP
SHOWMAT, *LIST
RFILEOPT, *RENDERPRESETS
RENDSCR, *RENDERWIN

; -- User Defined Command Aliases --
; Make any changes or additions to the default AutoCAD command aliases in
; this section to ensure successful migration of these settings when you
; upgrade to the next version of AutoCAD. If a command alias appears more
; than once in this file, items in the User Defined Command Alias take
; precedence over duplicates that appear earlier in the file.
; **********----------********** ; No xlate ; DO NOT REMOVE

Selasa, 28 Juni 2011

Test Drive Mobil Nasional Di IIMS 2011

JAKARTAAutocar Indonesia - Perhelatan akbar otomotif terbesar di Indonesia tinggal sebulan lagi. Ya, Indonesia International Motor Show (IIMS) 2011 segera hadir ke publik tanah air pada tanggal 22-31 Juli 2011 dengan berbagai penyegaran. Salah satunya booth untuk mobil nasinal (mobnas) berikut ajang test drive di areal luar JIExpo.

“Kami sediakan booth khusus untuk mobil nasional. Bahkan, pengunjung bisa melakukan test drive mobil-mobil tersebut,” ujar Ketua Penyelenggara IIMS ke-19 Johnny Darmawan pada Konferensi Pers di Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (22/6).

Hadirnya mobil nasional pada ajang ini merupakan jalan agar masyarakat di negeri ini mengetahui keberadaannya. Apalagi pengunjung gelaran diberi kesempatan untuk menjajal mobil-mobil tersebut. Produk-produk asli Indonesia tersebut adalah keluaran Asosiasi Industri Automotive Nusantara (Asia Nusa), seperti Gea, Tawon, dan Komodo.

Ketua Bidang Pemasaran dan Komunikasi Asia Nusa, Dewa Yuniardi, menerangkan beberapa waktu lalu, “Kami akan menghadirkan mobil nasional pada IIMS. Kami akan kembangkan pasarnya di Indonesia tapi tentunya akan punya segmen pasar berbeda dibanding perusahaan-perusahaan otomotif lain. Kami lebih fokuskan pada  pasar di daerah-daerah.”

Mobnas dengan harga yang dapat digolongkan murah dibandingkan keluaran APM terdaftar Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Namun, kiprahnya di pasar otomotif nasional masih pada tahap permulaan.

Ketua Umum Gaikindo Sudirman MR memaparkan, “Mobnas memang kami berikan kesempatan untuk memamerkan produknya di IIMS. Sampai saat ini dari Gaikindo sedang melihat bagaimana arah ke depannya di pasar otomotif nasional. Masih perlu didiskusikan.”

Sementara itu, Johnny Darmawan menambahkan bahwa memang tak bisa dipungkiri kalau IIMS menjadi ajang jualan kendaraan. Akan tetapi, itu bukanlah satu-satunya tujuan gelaran tersebut. Perhelatan akbar otomotif ini juga menajdi sarana informasi dan edukasi bagi pengunjung. Apalagi jelas kalau temanya ingin membangkitkan masyarakat agar memikirkan teknologi kendaraan yang ramah lingkungan.

Sari Saraswati

Pemerintah Siapkan Mobil Murah

Kandidat Kuat Tawon dan GEA

JAKARTA -- Dua industri lokal tengah disiapkan untuk memenuhi janji pemerintah menyediakan mobil murah bagi para petani. Industri itu antara lain PT Industri Kereta Api (INKA) mewakili BUMN dan PT Super Gasindo Jaya yang mewakili swasta.

Direktur Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian Supriyanto mengatakan PT INKA akan memproduksi mobil GEA dengan tipe jenis penumpang dan angkut barang atau pick up, sementara PT Super Gasindo Jaya menyiapkan mobil merek Tawon dengan dua tipe yang sama.

Harga kedua mobil tersebut seperti janji pemerintah, akan bermain pada level Rp48 juta hingga Rp50 juta. "Embrio sudah ada, kalau bisa mereka berdua bersinergi itu sudah ada prototipe, kita coba bantu fasilitasi mereka. Pemerintah bisa fasilitasi dalam pengujian, rancang bangun. Nantinya mereka bisa sendiri-sendiri bisa juga satu-satu," katanya di Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan untuk jenis kendaraan mobil murah tipe angkutan penumpang saat ini sudah selesai embrionya. Namun yang sedang disusun adalah pembuatan mobil jenis murah berkarakter angkutan barang atau pick up.

"Itu rencananya PT Industri Kereta Api (INKA) sudah ada prototipe bukan untuk alat angkut barang. Sekarang lagi menyiapkan angkutan barang pick up salah satunya swasta di Tangerang yang memproduksi mobil Tawon," urainya.

Supriyanto menambahkan masalah mobil murah untuk para petani ini sudah dibahas langsung dalam rapat kabinet di Istana Negara. Jika tak ada aral melintang, mobil murah untuk petani ini akan mulai meluncur pada tahum 2012.

"Programnya sedang dikoordinasikan dengan kementerian terkait. Belum tahu anggaran, belum pasti tapi dikisaran Rp100 miliar untuk biaya pengujian akan kita fasilitasi," katanya.

Selama ini GEA maupun Tawon sudah kerap muncul dalam beberapa pameran di Tanah Air, khusus Tawon sempat dibandrol Rp48 juta per unit. "Soal skim pembiayaannya belum tahu," katanya. (bs) 

Jumat, 24 Juni 2011

Asyik! Bisa Test Drive Mobnas di IIMS 2011

Rabu, 22/06/2011 19:03 WIB
Asyik! Bisa Test Drive Mobnas di IIMS 2011
M Luthfi Andika - detikOto

Jakarta - Mobil Nasional terus menunjukan tajinya di pasar roda empat Tanah Air. Di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2011 Juli nanti, panitia IIMS menyediakan arena untuk test drive mobnas.

Tentu itu suatu perkembangan positif bagi mobnas tahun ini bila ajang IIMS tahun lalu, jajaran mobil nasional hanya didisplay.

"Mobnas ada, mereka (pengunjung) bahkan bisa melakukan test drive. Kami Gaikindo memfasilitasi mereka untuk ikut jadi peserta," kata Ketua Umum Gaikindo Sudirman MR di Jakarta, Rabu (22/6/2011).

Nantinya Anda bisa merasakan jajaran ketangguhan mobil nasional Tawon, Fin Komodo dan GEA. Ketiga mobil tersebut bakal saling pamer di mata pengunjung.

Jajaran mobil nasional bisa Anda temui di Hall C JIExpo Kemayoran. Mobnas-mobnas tersebut bersanding dengan booth komponen dan aksesoris kendaraan bermotor.

Nah, jadi jangan lewatkan kesempatan kali ini. Setidaknya Anda bisa merasakan performa mobil hasil anak bangsa itu.

Namun belum ada informasi apakah pihak produsen menjual ketiga mobil tersebut di ajang IIMS 2011 Juli nanti.

Satu yang menarik adalah Fin Komodo. Mobil tersebut dilengkapi dengan mesin kapasitas 250 cc 4 tak Rangkanya terbuat dari Tubular. Komodo 250 cc diperuntukan untuk medan offroad. Hebatnya Komodo 250 cc sudah mengadopsi suspensi full independent double baik depan dan belakang. ( ikh / ddn )

Rabu, 22 Juni 2011

Di IIMS Bisa Test Drive Mobil Nasional, Tapi Awas Rodanya Copot!

Rabu, 22 Juni 2011 17:05 WIB
IIMS 2011 

Jakarta - Kabar baik bagi perkembangan industri mobil nasional. Kalau tahun lalu di IIMS hanya bisa memajang mobil-mobilnya, maka di tahun 2011 ini, mobil-mobil nasional tersebut bisa dijajal oleh para pengunjung. Tapi...

"Tapi hati-hati, buat yang suka kebut-kebutan tidak boleh test drive mobnas, nanti rodanya copot," canda Ketua Panitia IIMS 2011, Johnny Darmawan, disela-sela konferensi pers IIMS 2011 yang kedua, hari ini (22/6)

Entah apa maksud dari candaan Ketua Panitia IIMS 2011 tersebut, namun yang pasti kesempatan besar di IIMS 2011 kali ini hendaknya juga bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku industri mobil nasional, dengan memajang mobil-mobilnya yang semakin inovatif dan berkualitas.

Ya, ajang sesi test drive mobil nasional tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan dari pihak penyelenggara IIMS 2011 terhadap industri mobil nasional, dimana berbagai merek yang siap berpartisipasi di IIMS 2011 ini antara lain Tawon, Fin KOmodo, juga GEA.

Jajaran mobil nasional ini akan ditempatkan di Hall C, berbarengan dengan deretan booth komponen dan aksesoris kendaraan bermotor.

Sumber:  (mobil.otomotifnet.com)

Selasa, 21 Juni 2011

Tawon dan GEA Kandidat Mobil Murah untuk Petani

Jakarta, (Analisa)

Dua industri lokal tengah disiapkan untuk memenuhi janji pemerintah menyediakan mobil murah bagi para petani. Industri itu antaralain PT Industri Kereta Api (INKA) mewakili BUMN dan PT Super Gasindo Jaya yang mewakili swasta.

Direktur Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian Supriyanto mengatakan PT INKA akan memproduksi mobil GEA dengan tipe jenis penumpang dan angkut barang atau pick up, sementara PT Super Gasindo Jaya menyiapkan mobil merek Tawon dengan dua tipe yang sama.

"Embrio sudah ada, kalau bisa mereka berdua bersinergi itu sudah ada prototipe, kita coba bantu fasilitasi mereka.

Pemerintah bisa fasilitasi dalam pengujian, rancang bangun. Nantinya mereka bisa sendiri-sendiri bisa juga satu-satu," katanya kepada detikFinance, Minggu (5/6).

Ia mengatakan untuk jenis kendaraan mobil murah tipe angkutan penumpang saat ini sudah selesai embrionya. Namun yang sedang disusun adalah pembuatan mobil jenis murah berkarakter angkutan barang atau pick up.

"Itu rencananya PT Industri Kereta Api (INKA) sudah ada prototipe bukan untuk alat angkut barang. Sekarang lagi menyiapkan angkutan barang pick up salah satunya swasta di Tangerang yang memproduksi mobil Tawon," katanya.

Supriyanto menambahkan masalah mobil murah untuk para petani ini sudah dibahas langsung dalam rapat kabinet di Istana Negara. Jika tak ada aral melintang, mobil murah untuk petani ini akan mulai meluncur pada tahum 2012.

"Programnya sedang dikoordinasikan dengan kementerian terkait. Belum tahu anggaran, belum pasti tapi dikisaran Rp 100 miliar untuk biaya pengujian akan kita fasilitasi," katanya.

Seperti diketahui pemerintah tengah menyiapkan mobil murah seharga Rp 50 juta per unit untuk para petani.

Selama ini GEA maupun Tawon sudah kerap muncul dalam beberapa pameran di Tanah Air, khusus Tawon sempat dibandrol Rp 48 juta per unit. "Soal skim pembiayaannya belum tahu," katanya. (dtc)

Rabu, 15 Juni 2011

Mobil Nasional harapan dan visi ke depan

Ada beberapa orang yang pernah mulai membuat perhitungan dan mewujudkan usaha ini. Sebut saja, Aburizal Bakrie dengan Bakrie Motor-nya, Tommy dengan Timor-nya atau Shinivasan dengan Perkasa-nya. Masing-masing punya kelemahan, punya titik lemah yang berbeda, yang menjadi titik awal kegagalan Mobil Nasional mereka. Walaupun kasus kegagalannya berbeda, tetapi akhirnya selalu digeneralisasikan orang bahwa Mobil Nasional itu tidak mungkin dilaksanakan sehingga tidak patut kita pikirkan.

Ada yang berfikir bahwa kita tidak punya uang yang cukup untuk mewujudkannya. Ada yang bilang kita tidak punya teknologi proses untuk membuatnya, ada juga yang bilang kita tidak punya orang untuk melaksanakannya.

Padahal masing-masing kita punya gambaran sendiri-sendiri tentang produknya, bagaimana proses membuatnya dan siapa yang harus memiliki kemampuan yang seperti apa yang dibutuhkan untuk membuatnya. Kita seperti, maaf, cerita 5 orang buta yang memegang gajah di tempat-tempat yang berbeda dan masing-masing ngotot dengan persepsinya masing-masing.

Untuk menyatakan pendapat soal ini, seharusnya kita lebih spesifik berbicara dengan data mengenai apa, bagaimana Mobil Nasional yang dinilai secara kasus per kasus. Begitu banyak jenis mobil, begitu banyak teknologi proses untuk mewujudkannya, sehinga begitu bervariasi kebutuhan investasi dan modal kerja untuk mewujudkannya.

Pandangan bisa keliru bila kita tidak memiliki data dan pengetahuan yang cukup mengenai sesuatu yang ingin kita komentari. Sebaiknya kita bicara lebih spesifik karena kita hanya mampu menilai secara kasus per kasus.

Pernah kita catat Teddy Rahmat sebagai Presiden Direktur ASTRA saat itu, pada suatu kesempatan menyatakan pendapatnya bahwa jangan kita bermimpi bikin mobil untuk menjadi saingan TOYOTA, kalau di bisnis payung mungkin kita bisa menjadi Toyotanya payung. Itu adalah opini ia pribadi mengenai kemungkinan pengembangan industri Mobil Indonesia. Mungkin kebetulan pada saat itu obsesinya adalah industri kecil menengah yang ia bangun melalui kelompok MITRA pada waktu itu. Padahal tidak selalu mengembangkan Mobil Indonesia itu harus berarti menyaingi Toyota. Katakanlah kalau di industri roti, ada BreadTalk ada Sari Roti. Yang tepat adalah Mobil Nasional harus direncanakan dan diwujudkan secara teknis dan diposisikan secara marketing untuk mampu bersaing, agar jadi kebutuhan pasar dan dibeli orang, begitu.

Pro kontra terhadap gagasan pengembangan Mobil Indonesia sering kita dengar. Opini terhadap cita-cita memiliki industri Mobil Indonesia sering dihadapkan kepada kompleksitas sistem mobil sendiri yang pada akhirnya memerlukan multi kompetensi dan menuntut kordinasi keterlibatan dari banyak pihak dalam pengembangannya mulai dari perencanaan, produksi sampai ke pelayanan pasca jualnya. Suatu rangkaian industri yang panjang mulai dari industri penyediaan bahan baku sampai ke pendauran ulang.

Sehingga investasi yang besar untuk merangkai semua kegiatan dalam derap yang serasi menjadi sangat rentan terhadap kegagalan. Melibatkan sistem produksi yang rumit dengan perencanaan dan pengendalian yang berjalan ketat. Karena resiko yang tinggi ini, maka masalah prioritas penggunaan modal menjadi krusial.

Berita gembiranya adalah baru-baru ini kita dengar pendapat pihak yang berkompeten dalam hal ini Bapak Budi Darmadi, Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika, Departemen Perindustrian dalam suatu kesempatan di ahir bulan April 2009 menyatakan bahwa Indonesia saat ini belum siap untuk membuat Mobil Indonesia, tetapi diharapkan kita akan siap 3 – 4 tahun mendatang. Kelihatannya ada suatu skenario mengenai industri mobil yang belum kita ketahui.

Tentunya terhadap pendapat ini bisa dianalysis:
-Apakah memang ada usaha ke arah sana, baik kesiapan teknis pelaku industri, maupun dari pihak pemerintah sebagai regulator pembuat kebijakan?
-Apakah indikator dan apa ukuran untuk menyatakan kemampuan atau kesiapan industri untuk membuat Mobil Indonesia?

Kami ingin mengundang semua pihak yang terkait, parisipasi para pakar, para pelaku stake holder industri, para penentu kebijakan serta siapa saja yang merasa ada urgensnya untuk mempersiapkan pengembangan Mobil Indonesia sejak saat ini.

Diskusi ini diharapkan tidak hanya sampai di tatanan opini, tetapi idealnya ingin masuk lebih dalam mengungkapkan fakta yang ada mengenai status yang dicapai oleh indusri otomotif Indonesia sampai saat ini.

MARKET DAN PRODUK

Sebagai dasar dari upaya pengembangan produk Mobil Indonesia, yang diperlukan adalah semuanya harus bermula dari konsep yang bermuara kepada peluang bisnis. Sebagai produk industri, bagaimanapun kriteria layak Mobil Indonesia harus bermisi tunggal didasarkan akan tujan bisnis yang nyata, yaitu harus profitable dan sukses secara finansial. Harus lepas dari titipan misi idealistik yang tidak relevan terhadap daya jual akan mengakibatkan beban yang berat untuk dipikul secara bisnis. Bila tidak atas profit, tidak akan ada darah cukup untuk berkembang dan bersaing untuk jangka panjang. Sehingga Mobil Indonesia hanya akan muncul di awal, akan tetapi akan kalah dijurus-jurus selanjutnya.

Seperti layaknya produk industri umumnya, tentunya Mobil Indonesia harus memenuhi dua syarat utama, yaitu mampu jual secara nyata dan mampu bersaing dengan produk lain:

-Mampu jual berarti : memenuhi kebutuhan dan kepuasan pembeli, memenuhi fungsi dan kehandalan yang dituntut pemakai, ada kesesuaian antara harga dan kualitas, serta seimbang antara harapan pembeli terhadap nilainya.

- Mampu bersaing berarti tentunya pertama-tama harus jelas dimana positioning Mobil Indonesia ditempatkan terhadap produk lain di pasar. Konsepnya harus tegas dan secara konsisten konsep tersebut digunakan dalam pemasarannya. Target pasar yang tegas, untuk siapa? digunakan sebagai apa? Pada bracket harga berapa? Dengan spesifikasi seperti apa? dan seterusnya.

Bersaing dalam hal teknis berarti Mobil Indonesia harus memiliki spesifikasi sesuai dengan tuntutan pemakai. Sehingga Mobil Indonesia dapat diterima apa adanya, walaupun produk pesaing punya kelebihan dalam feature spesifikasinya. Secara spesifik perlu diperhatikan feature spesifikasi apa yang dominan dituntut oleh pasar karena itu akan sangat menentukan suksesnya Mobil Indonesia di pasar.

Tingkat kualitas pada tingkat harga tertentu untuk profit tertentu harus ditetapkan sebagai sasaran dari sejak awal perencanaan. Sasaran itu kemudian dijabarkan dalam sasaran-sasaran antara dalam tahap design dan pengembangannya yang diverifikasi dan divalidasi dengan berbagai analysis dan pengujian. Sehingga dikatakan kualitas bukan didapat secara tidak segaja, tetapi secara aktif ditetapkan sebagai sasaran dalam perencanaan dan diupayakan pencapaiannya dalam design dan pengujian.

Trend saat ini menunjukkan bahwa tuntutan pasar menjadi lebih spesifik, lebih khusus sesuai serapan target pasar tertentu. Artinya secara umum ada tendensi era mass production sudah melewati titik kulminasi atas dan pemasaran cenderung ke arah volume produksi yang lebih kecil. Sehingga peluang untuk koeksistensi dengan pemain besar lebih terbuka. Pasar akan terbagi menjadi irisan kue yang lebih kecil. Akan banyak pemain baru di pasar global, seperti masuknya pemain-pemain baru dari China ke pasar internasional.

Untuk melawan pemain asing, Mobil Indonesia seyogyanya dapat memanfaatkan kedekatan ke pasar negeri sendiri, lebih peka mendengar tuntutan kebutuhan pemakai dan harus dapat lebih lincah melayani pasar sendiri.

Bench marking spesifikasi dan untung ruginya ini secara kuantitatif harus detail sehingga tuntutan kebutuhan pemakai tergambarkan jelas. Kualitas dan posisi persaingan harus dapat direncanakan dari awal agar kemampuan daya saingnya terhadap produk pesaing dapat dikalkulasikan.

Definisi produk yang tepat sangat menentukan apakah Mobil Indonesia mampu bersaing terhadap produk lain yang ada dan akan ada di pasar sebagai lawannya pada saat Mobil Indonesia diluncurkan. Perencanaan produk dan pemasarannya harus sangat teliti dievaluasi sebelum perencanaan teknis design dimulai. Karena bila salah arah, maka investasi teknis yang harus dikeluarkan kemudian akan sia-sia. Perubahan spesifikasi pada saat perencanaan di tengah tahap pengembangan sangat mahal dan akan menunda masuknya produk ke pasar. Konsekwensi keterlambatan bisa fatal, karena bisa saja pasar sudah berbeda dengan perkiraan awal. Timing yang tepat masuk ke pasar sangat penting. Sehingga kemampuan forecasting sangat berperan pada tahap ini. Riset pasar dan produk harus dijalankan dengan benar.

Dari itu, dimana Mobil Indonesia harus diposisikan? Di mainstream pasar terbesar multi purpose van 1500 – 1800 cc dengan volume produksi massa yang tinggi sekitar 60.000 – 100.000 unit perahun. Strategi omzet besar berakibat margin profit kecil karena persaingan sangat ketat. Mungkinkah masuk di celah pasar yang belum besar, dengan persaingan yang lebih ringan? Atau di pasar produk lain, truk sedang misalnya, dengan volumenya lebih kecil 20.000 – 30.000 unit per tahun dengan profit yang lebih besar? Atau di kelas truk besar luar jalan raya, seperti truk pertambangan, yang produksinya lebih ke fabrikasi, lebih customize, sehingga lebih mudah bersaing secara cerdik melawan lawan yang lebih tidak fleksibel bermanouver karena jauh lebih besar?

Dengan melihat kekuatan pesaing yang tidak akan tinggal diam melihat penetrasi Mobil Indonesia di pasar, maka penentuan jenis dan klas Mobil Indonesia akan sangat menentukan kemampuannya untuk bersaing.
Karena pada akhirnya pemasaran yang benar menentukan sukses tidaknya Mobil Nasional: Produk yang dibutuhkan, dengan harga yang pas untuk kualitas yang sesuai, diposisikan secara benar, dibawakan ke pasar dengan konsep yang tepat, dan dikelola dengan benar.

TEKNOLOGI DAN INVESTASI.

Teknologi menyediakan banyak pilihan jawaban untuk mendukung tercapainya target bisnis. Teknologi saat ini lebih mudah didapat dibandingkan sepuluh tahun yang lalu, lebih banyak pilihan tersedia bagi mereka yang mampu membeli. Investasi untuk teknologi terkini dapat menjadi keuntungan bagi pendatang baru yang memanfaatkannya karena belum keluar investasi sebelumnya. Teknologi Hybrida yang dapat dimanfaatkan bukan saja hybrida antara mesin pembakaran dalam dengan elektrik, tetapi juga hybrida antara mesin pembakaran dalam dengan hidrolik yang diharapkan dapat menghemat pemakaian bahan bakar dan dapat dioperasikan lebih ekonomis daripada hybrida elektrik. Karena ternyata sampai saat ini teknologi fuel cell dan hybrida elektrik masih terlalu mahal bagi pemakai pada umumnya. Gadget-gadget elektronik dalam sistem kontrol dapat saja dengan mudah diadopsi bila kebutuhan terhadap itu cukup berarti. Kiat-kiat ramah lingkungan dan konservasi sumber daya alam banyak ditawarkan. Peluang-peluang ini harus dimanfaatkan betul karena produk pendatang baru memerlukan appeal yang lebih besar untuk dijual.

Setelah penentuan spesifikasi produk jelas, maka selanjutnya adalah pemilihan teknologi apa yang sesuai untuk format pemasaran Mobil Indonesia pada tingkat harga, kualitas dan volume produksi yang direncanakan. Pemilihan teknologi dapat saja berupa pemilihan bahan, proses dan mesin pemrosesnya. Normalnya, volume produksi tinggi dalam mass production memerlukan presisi yang tinggi untuk keseragaman kualitas. Sehingga umumnya menutut teknologi dan investasi yang tinggi juga. Akan tetapi umumnya cost akan lebih rendah. Sehingga pemilihan teknologi yang besar akibatnya terhadap investasi dan cost ini ditentukan sekali oleh pada penentuan pada kuantitas berapa Mobil Indonesia akan dipasarkan. Di titik kuantitas optimum itu harus dikompromikan antara kualitas dan investasi yang harus dikeluarkan.

Posted on September 4, 2009 by in "MOBIL INDONESIA"

Selasa, 14 Juni 2011

Perlukah ada mobil Indonesia ?

Mobil Nasional sering dipandang memiliki dua muka. Sering Mobil Nasional dipandang sebagai tahayul yang ditakuti, dijauhi, dipandang tidak ada gunanya dipikirkan bila kita tidak punya uang. Dibilang adalah dosa bila kita menggunakan uang yang hanya sedkit untuk sesuatu yang resikonya terlalu besar. Di pihak lain, Mobil Nasional digambarkan terlalu sederhana. Seakan-akan asal bisa gabungkan komponen-komponen mobil, setiap orang yang memiliki bengkel bisa bikin Mobil Nasional. Mobil Nasional dipersepsikan secara naif sehingga ditertawakan dan ditinggalkan orang karena dianggap sebagai mainan penghayal yang tidak serius dan tidak memiliki prospek bisnis yang nyata.

MENJADI TUAN DARI PRODUK SENDIRI.

Kreativitas diperlukan bukan hanya untuk menghasilkan produk baru, tetapi kreativitas juga berperan besar dalam cara kita memprosesnya, mendidik kita menemukan cara baru mengatasi masalah, membentuk sistem baru untuk menjawab persoalan yang ada.

Karena itu nilai Mobil Nasional lebih luas dari sekadar produk teknis saja, tetapi dapat diharapkan membentuk wahana mendidik bangsa untuk mewujudkan proyek nyata hasil budaya bangsa kita. Untuk mengajari kita berkoordinasi rumit, berfikir menyeluruh, berupaya bersama secara sinkron yang diperlukan untuk menjalankan usaha dalam skala sistem business dengan rantai supply, manufaktur, distribusi hingga pelayanan purna jual yang panjang.

Sadarkah kita bahwa pembuat masih harus tetap bertanggung jawab atas tersedianya suku cadang bahkan sampai 10 tahun model produk tersebut sudah tidak diproduksi lagi? Ini contoh rantai tanggung jawab yang nyata harus dikelola oleh pembuat Mobil Nasional. Kita harus belajar bersikap strategis jangka panjang, bukan cuman mengejar untung jangka pendek secara oportunistik.

Sikap dan visi dengan tanggung jawab seperti ini yang akan membuat bangsa kita maju, punya komitmen yang jelas, terus belajar mengembangkan kemampuan untuk mengatasi masalah sendiri.

Membentuk usaha Mobil Nasional bukan sesuatu yang mudah, tetapi secara sistematik akan mengajari kita untuk berupaya dalam lingkup aspek yang luas dengan tujuan profit yang jelas. Masalah akan selalu banyak, tetapi usaha mengatasinya secara terus menerus dan menyeluruh akan membuat kita belajar mempertinggi kemampuan kita sendiri. Inilah hasil teknologi yang akan kita dapati dari pengalaman belajar sehari-hari dalam business Mobil Nasional.

Pasar mobil di Indonesia sangat dikuasai oleh produk Jepang. Produk Jepang sangat didukung oleh supplier pembuat part yang juga berasal dari Keiretsu mereka di Jepang. Masing-masing merk punya kelompok pendukung yang setia, selama merk mobilnya hidup, supplier dijamin dapat order. Walaupun sekarang mereka lebih cost concern, sehingga ikatan kekerabatan itu menjadi lebih longgar.

Kita prihatin, untuk first tier supplier part mobil, sekitar 90% adalah kerabat mereka dari Jepang dengan keterlibatan yang bervariasi mulai dari sekadar technical support sampai ke pemilikan saham. Kejadian yang benar-benar terjadi ketika kick-off proyek Suzuki APV. Presentasi dari project leader dibawakan dalam bahasa Inggeris, tetapi tanya jawab dilakukan dalam bahasa Jepang. Ada keberatan diajukan, minta untuk diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Tetapi tidak bisa dilayani, karena alasan tidak ada persiapan untuk itu karena keterbatassan waktu persiapan, Team mereka baru datang malam sebelumnya. Supplier yang tidak bisa bahasa Jepang menjadi kambing congek di negeri sendiri. Masalah kecil, tapi sebetulnya ini hanya bagian kecil dari masalah seluruhnya. Pihak lokal belum punya power untuk didengar oleh pemegang merk asing. Determinasi akhir masih banyak dipegang pemilik merknya, ini hal yang wajar sebenarnya. Bila ingin lebih banyak menentukan, terutama dalam arah bisnisnya, jadilah pemegang merk sendiri.

Apakah persaingan tidak dapat dikendalikan melalui regulasi sehingga tidak ada pemborosan secara nasional?

Pernahkah dipelajari bagaimana India dapat mempertahankan teknologi produk lama selama jangka watu panjang sehingga memiliki teknologi dan ketahanan industri memadai, sebelum akhirnya investasi asing masuk membawa teknologi produk terbaru?

COST EFFECTIVE.

Bila bicara soal cost. Porsi terbesar cost adalah cost dari material, dan material sebagian besar masih bergantung kepada import. Tentunya data yang ada di IATT Depperin dapat bercerita banyak.
Kita lihat bagaimana cost dari mobil dengan merk asing saat ini.

Katakanlah suatu kendaraan memiliki kandungan jumlah part lokal 80%. Kandungan ongkos pembelian lokal itu katakanlah mengandung 70% nilai material impor. Berarti kandungan nilai lokal benar-benar hanya 0,8 x 0,3 = 24%. Belum lagi bila kita bicara royalty dan pembagian keuntungan yang menjadi hak orang luar., sehingga porsi bagian lokal menjadi bertambah kecil lagi. Memang tidak semua part menyedihkan seperti ini, tetapi selalu ada porsi ongkos engineering dan pengembangan diharga part bervariasi sekitar 2 % sampai 8% yang harus dibayarkan ke luar, walaupun bisa saja yang mengerjakannya orang Indonesia juga. Porsi engineering fee ini lebih besar lagi dalam ongkos pengembangan mobil secara keseluruhan, yang disembunyikan dalam berbagai cara, baik dalam program persiapan, maupun dalam consultation man day fee atau quality improvement yang menyusul kemudian. Kirim orang dalam berbagai team sebanyak-banyaknya dan mereka meraup untung dari situ. Pesis seperti induk yang menyusui dari anaknya.

Sebelum suatu proyek pengembangan produk diperkenalkan di Indonesia, biasanya prinsipal dan supplier pendukungnya sudah saling berunding duluan di negeri asalnya. Mereka minta input lokal, tetapi untuk keputusan akhir, mereka sudah memiliki skenario yang beralasan cost dan kepastian quality atas dasar kepentingan mereka. Porsi pembagian kue sudah dipetakan lebih dulu untuk kepentingan mereka. Negosiasi lokal hanya bergerak dalam kerangka yang sudah ditentukan dengan keleluasaan yang terbatas.
Tinggallah nanti porsi team Indonesia menjadi lebih sebagai pelaksananya, dengan akses terhadap keputusan sudah tidak begitu berarti. Akhirnya kita hanya menikmati porsi keuntungan terbatas.

INTI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI.

Secara teknologi, baik pembuat mobil maupun supplier pembuat part mobil bekerja sesuai company standard yang didapat dari prinsipalnya. Standard ini sebenarnya adalah teknologi yang disemai dan dikembangkan. Kompilasi dari berbagai sumber dan secara empiris disistematiskan oleh prinsipal menjadi suatu pegangan. Company standard ini bisa mencakup banyak hal. Secara mudah, kita anggap saja dapat digolongkan menjadi 3 kelompok: Standard untuk proses pembuatan ( manufacturability, manufacturing method, production standards, dsb) dan Standard untuk design produk (resep untuk performance, endurance dan kualitas). Serta kelompok Standard ke 3 adalah standard-standar yang berkaitan dengan mesin dan peralatan yang memastikan kondisi yang dituntut dari alat dan mesin agar kedua standard proses dan standard produk di atas dapat mencapai hasil yang diharapkan. Bila dinilai secara umum, dapat dikatakan kelemahan kita adalah untuk kelompok standard yang kedua, standard mengenai design produk. Contohnya design wheel (pelek). Kita menguasai design sepenuhya, kecuali perencanaan kekuatan fatiguenya. Strength analysis ini masih dilakukan oleh partner technology provider dari Jepang. Upaya penguasaan kemampuan ini terhalang oleh tenggang rasa pembagian porsi tanggung jawab antara design dan pebuatan. Tanggung jawab pembuatan sepenuhnya tanggung jawab lokal, tetapi kebenaran design masih menjadi tanggung jawab partner Jepang, karena mereka dibayar untuk itu melalui royalty. Bila kita mau, pertama harus ada riset aplikasi dengan software yang memadai untuk melakukan study empiris dengan cara menghitung kembali performance semua design produk OK dan semua kasus yang tidak OK. Memplot dalam diagram S -N untuk kondisi spesifik masing-masing design dan menyimpulkan margin safety untuk design tersebut. Masalahnya adalah kemudian tereduksi menjadi masalah hubungan baik: jangan sampai perkembangan kemampuan lokal membuat partner marah. Karena nyatanya saat ini kita masih bergantung kepada mereka, baik teknis maupun pasar, mereka nyatanya adalah pasar terbesar dari produksi yang dihasilkan lokal.

Kasus buruk pernah dialami kelompok Wahab Affan dalam bisnis sedan Datsun-nya. Datsun Nissan menguasai pasar mobil sedan Indonesia sebelum Toyota di tahun 70an. Nissan tidak setuju Indokaya, distributor lokalnya beli mesin press yang dicurigai sebagai tanda awal pembangkangan teknologi. Akhirnya Datsun Nissan lepas dari Indokaya dipindahkan keagenannya ke Wahana Wirawan dan Toyota tumbuh karena Datsun hilang dari pasar.

Pelaku industri lokal masih beranggapan riset adalah kemewahan. Investasi untuk teknologi menjadi prioritas terakhir karena dituntut langsung harus produktif, jangan cuma dipakai belajar. Padahal tanpa belajar kita tidak bisa beranjak dari keadaan saat ini. Akhirnya membulat, lingkaran setan tidak bisa diputuskan.

Contoh lain misalnya adalah bila kita minta Kayaba lokal untuk mendesignkan kita shock absorber, mereka belum mengerti bagaimana mengestimasi performance sebelum ada sample jadi. Design seperti berdiri sendiri sebagai gambar kerja dari proses pembuatan saja. Padahal design berkaitan erat dengan system kendaraan secara keseluruhan, saling kebergantungan antar komponen dalam suatu integrasi system yang tidak bisa dipisahkan untuk mencapai performance mobil secara keseluruhan.

Performance direncanakan, diestimasi, disimulasi, dikalkulasi dan dibandingkan dengan hasil pengujian sebagai verifikasi kebenarannya. Siklus ini jarang dialami secara total untuk setiap mata rantai dalam pengembangan produk mobil saat ini. Sehingga design lebih kepada trial and error melalui pegujian hasil prototype. Dan kasus ini umum terjadi untuk part yang lain.

Tanggung jawab terhadap desgn ini selalu dipegang oleh pemilik teknologi, sehingga kita merasa aman. Tetapi kita akan sukar keluar berkembang, selama kita tidak mau melampaui comfort zone ini. Selamanya kita akan berada dalam sangkar emas, tetapi harus selalu disuapi. Akan lain bila kita pemilik merk sendiri. Kita akan harus bertanggung jawab atas apa yang kita hasilkan, kalau tidak kita akan mati dalam persaingan. Sehingga dorongan untuk penguasaan teknologi menjadi besar dan akan selalu bersedia membuat budget investasi untuk suatu perkembangan baru.

Mobil Indonesia akan menjadi wahana sinergi pertumbuhan kemampuan teknologi lokal. Hanya sasaran bisnis konkrit yang dapat menyatukan sumber daya yang ada untuk mewujudkan hasil nyata.

Awal tahun 80an suatu proyek test case kemampuan design dan pengembangan lokal dibentuk Departemen Perindustrian, di bawah Dirjen Suhartoyo ketika itu. Proyek itu disebut Proyek Prototype Truk nasional (PTN). Team PTN sendiri terdiri atas pribadi-pribadi dari swasta dan instansi pemerintah. Walaupun akhirnya tidak ada kelanjutan bisnis dari PTN , kesempatan seperti ini sebenarnya berperan besar dalam mewujudkan sinergi industri dengan pihak lain, lebih nyata dibandingkan hanya himbauan untuk kerjasama.

Mobil Indonesia harus berani lagsung membeli lisensi teknologi yang diperlukan. Dari lisensi ini teknologi selanjutnya dikembangkan. Lisensi baru masuk akal bila digunakan untuk volume produksi yang cukup. Sehingga jaminan volume ini perlu ada dari regulasi pemerintah. Bila perlu dengan suatu perlindungan non tarif atau pola insentif yang tidak menyalahi aturan internasional. Pasar domestik harus kondusif untuk menyemaikan bibit industri Mobii Indonesia. Pemerintah seyogyanya mengatur agar proses ini berjalan dalam koridor konsep pembinaan yang secara menyeluruh direncanakan untuk kepentingan nasional.

Dorogan perkembangan teknologi dirangsang oleh pemerintah. Seperti misalnya pengendalian lingkungan seperti pengiritan konsumsi bahan bakar, pemakai energi alternatif, kemampuan daur ulang dan sebagainya diset untuk menjadi alat pacu kemajuan teknologi. Teknologi juga menjadi barrier to entry sebagai alat persaingan bisnis. Tuntutan terhadap standard yang semakin ketat dari waktiu ke waktu, requirement yang lebih tinggi dibuat untuk scare away pemain baru di ladang yang sudah dikuasai pemain lama.

INTI PERTUMBUHAN INDUSTRI.

Mobil Indonesia seyogyanya menjadi muara sekaligus lokomotif kemajuan kompetensi berdasarkan kaidah-kaida bisnis yang nyata. Mobil Indonesia harus dimodali cukup untuk memastikan ia mampu selalu memperbaharui daya saing melalui investasi teknologi. Dalam arah sebaliknya, Mobil Indonesia harus ada agar ada lokomotif yang menggandeng kemajuan teknologi yang lebih mendasar. Kemampuan teknologi yang tidak mungkin dikuasai hanya dari transfer kursus dan penyerahan buku manual saja. Teknologi harus disemaikan sendiri. Seperti kata pepatah, guru akan datang kalau murid sudah siap. Kalau murid tidak ingin menguasai seluruhnya, guru tidak akan mengajarkan seluruhnya. Akhirnya kita selalu menjadi murid yang kurang baik, belajarnya tidak pernah tuntas dan tidak pernah mau belajar meneliti sendiri.

Industri mobil China maju karena secara tegas direncanakan sejak dua puluh lima tahunan yang lalu bahwa industri mobil dijadikan pilar utama pertumbuhan nasional. Pemerintah mulai menata dan mengorganisir industri mobil dan komponennya secara nasional dan menetapkan aturan main wewenang daerah untuk berkembang dalam kerangka yang disepakati. Dan akan kita lihat hasilnya dalam waktu dekat.

Posted on Mei 13, 2009 by in "Perlukah ada Mobil Indonesia ?"

Selasa, 07 Juni 2011

Regulasi Mobil Murah Masih Digodok

Wednesday, 20 April 2011 -  Harian Seputar Indonesia

JAKARTA– Regulasi program mobil murah dan ramah lingkungan (low cost and green car) saat ini masih digodok antarkementerian. Regulasi resmi akan dikeluarkan sejalan dengan kesiapan masing-masing produsen.

“Regulasi tersebut masih dibicarakan interdepartemen. Target tetap 2012,mudah-mudahan bisa tercapai. Jadi saat regulasi keluar, semua sudah bisa langsung jalan,” kata Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Darmadi di Jakarta kemarin.

Dalam penyusunannya, kata Budi,setiap pasal dibuat berdasarkan negosiasi antara principaldan pemerintah.Budi menegaskan, sejumlah principal seperti Toyota, Daihatsu, Suzuki, dan Nissan tetap berkomitmen mendukung dan menunggu realisasi program itu. Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra membenarkan hal itu.“Masih menunggu peraturannya apa.Belum ada pembicaraan dengan pemerintah. Daihatsu akan mengikuti peraturan itu. Sampai saat ini belum ada peraturannya, jadi kami belum tahu,”kata Amelia. Namun, Amelia memastikan ADM siap untuk memproduksi mobil murah sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan pemerintah.“Pada dasarnya Daihatsu siap.

Di Jepang, kita terkenal sebagai pembuat mobil kompak,mobil kecil. Mau yang 1.200 cc, 1.000 cc, 800 atau 600 cc, kita bisa buat.Tapi kansebagai industri, yang kita bisa hanya menanti,” jelasnya. Hal senada diungkapkan Ketua Bidang Marketing/Komunikasi principal kendaraan lokal,Asia Nusa,Dewa Yuniardi. Hingga saat ini pihaknya masih belum mengetahui kapan regulasi program mobil murah akan keluar. Pemerintah, kata dia, juga belum memberi sinyal kapan regulasi itu akan keluar.Asia Nusa terdiri atas delapan principal lokal.Selain semua pemiliknya lokal, setiap principal itu memiliki brand, pabrik, desain, dan analisa masing-masing. “Sepertinya sedang dimatangkan oleh pemerintah.Belum ada sinyal dari pemerintah kapan akan keluar. Sebaiknya kita keep silentdulu,”kata Dewa.

Terlepas dari itu, kata dia, produsen lokal sudah memproduksi sejumlah mobil murah yakni Gea dan Tawon.Harga off the road untuk Tawon adalah sekitar Rp42 juta untuk tipe pikap,dan Rp48 juta untuk city car.“Selain itu, ada juga mobil lain yang akan produksi, yakni Wakaba,”kata Dewa. Dewa menegaskan, pihaknya tidak merasa keberatan terkait adanya persaingan dengan principalJepang yang nantinya kemungkinan juga akan memproduksi mobil murah. “Tidak masalah kalau lawan principal Jepang.Persaingan di pasar kanwajar,”tandasnya.

Ketua Asia Nusa Ibnu Susilo mengatakan, pihaknya belum mengetahui apakah akan ada perbedaan pemberlakuan keringanan pajak terkait program mobil murah untuk mobil lokal dan buatan Jepang. Namun, kata dia, keringanan pajak akan menekan harga mobil sehingga menjadi lebih murah. “Kalau disubsidi akan lebih murah,tapi subsidinya di mana dulu. Misalnya di area pajak perusahaan atau pembelian kemungkinan akan menekan harga jual. Kalau disamakan posisinya,tidak akan kelihatan yang mana produk yang benarbenar lokal. Tapi saya belum tahu apakah ada treatment khusus,”papar Ibnu.

Toyota Segera Rilis Model Baru

Sementara itu, PT Toyota Astra Motor (TAM) memastikan akan menghadirkan model baru di segmen multi-purpose vehicle (MPV) pertengahan tahun ini. Rencananya, MPV terbaru Toyota tersebut dirilis pada gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2011 mendatang. Produk tersebut telah dikembangkan sejak pertengahan 2010 lalu dan saat ini sedang dalam tahap produksi.

“Di Indonesia International Motor Show akan diluncurkan,” kata Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan seusai perayaan ulang tahun ke-40 Toyota di Indonesia, dengan tema An Endless Journey of Seeding the Goodness di Jakarta kemarin. Meski tidak menyebutkan secara detail spesifikasi jagoan barunya itu,TAM memastikan MPV tersebut akan dijual dengan harga yang sangat kompetitif dan diyakini menjadi salah satu produk fenomenal. Di pasar domestik, Toyota Kijang Innova dan Toyota Avanza berhasil menjadi market leaderuntuk segmen MPV.Hingga Maret 2011, Toyota berhasil menjual 32.943 unit mobil. Lebih dari 50% disumbangkan oleh Toyota Avanza yang berhasil terjual 17.734 unit selama Maret 2011.Pencapaian ini merupakan yang tertinggi pernah dicapai Avanza sejak pertama kali diperkenalkan pada akhir 2004.

’’Semoga capaian ini makin mendorong kami untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen Toyota,” ujar Johnny. Dia menegaskan,keberadaan Toyota di Indonesia tidak semata- mata untuk kepentingan bisnis, tapi juga ingin memberikan kontribusi bagi kemajuan sektor industri automotif nasional dalam arti luas, termasuk kegiatan bersifat sosial.”Untuk itu, selain terus menerus meningkatkan kualitas produk dan layanan,Toyota juga akan lebih memperkuat program corporate social responsibility (CSR). Ini adalah wujud tanggung jawab dan terima kasih kami kepada bangsa ini,”katanya. Head of Marketing Public Relation PT ToyotaAstra Motor Rouli Sijabat mengatakan,Toyota juga membangun Toyota Eco Island di kawasan Ancol.

Pembangunannya merupakan salah satu upaya Toyota memberikan keuntungan sosial kepada masyarakat. Bekerja sama dengan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk,TAM telah mengembangkan kawasan seluas 1,5 hektare dengan berbagai jenis pohon habitat asli daerah pantai. “Sengaja kami memilih kawasan Taman Impian Jaya Ancol untuk memudahkan akses masyarakat mendapatkan pengalaman dekat dengan alam, baik sebagai sarana edukasi maupun rekreasi peduli lingkungan.Kami harapkan ini bisa memberikan inspirasi bagi semua,”kata Rouli . sandra karina /anton c

Mencekoki Konsep Mobnas


Pengembangan mobil nasional (mobnas) di banyak negara kerap terganjal pembiayaan. Pasalnya, sebuah produk atau brand harus didukung riset dan pengembangan (RD) terus-menerus.

Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Johnny Darmawan mengungkapkan di banyak negara, mobil buatan lokal kerap terhenti di tengah jalan akibat terganjal riset pengembangan teknologi. Dahulu, Indonesia pernah punya pengalaman dalam mengembangkan mobnas Timor. Demikian pula dengan mobnas Malaysia, Proton, yang terkesan dipaksakan.

Johnny mengatakan Proton sanggup bertahan karena subsidi pemerintah. Namun saat ini, untuk RD, merek itu mulai kebingungan. Menurut Jhonny, semula Proton berharap pada Mitsubishi untuk membantu pengembangan teknologinya, namun ternyata realisasi di lapangan tidak berjalan. Akibatnya, sekarang Proton kebingungan mau mengambil teknologi dari mana."Indonesia lebih baik menyiapkan diri menjadi negara penunjang industri otomotif dunia, terutama produk komponen, daripada ngotot membuat mobil nasional," tegasnya, Senin (24/5).

Ia mengungkapkan Toyota butuh setidaknya 400 orang untuk menjalankan kegiatan RD yang bertugas memikirkan model dan teknologi seperti apa yang bakal diluncurkan di masa mendatang. Jika Indonesia ingin membuat mobnas sendiri, pemerintah harus mampu menyediakan dana atau subsidi cukup untuk mendukung kegiatan riset dan pengembang mobnas tersebut.Menurut Jhonny, Indonesia sebaiknya mencontoh Meksiko yang tidak pernah memproduksi mobnas, tapi lebih memilih menjadikan negaranya basis produksi komponen terbesar bagi kendaraan bermotor buatan Amerika Serikat (AS).

Padahal Meksiko punya kemampuan membuat mobnas. Thailand pun dianggap memiliki kemampuan membuat mobnas lebih baik dari Malaysia, tapi mereka tetap konsisten menjadi negara basis produksi. Buktinya, Thailand berhasil menjadi negara basis produksi terbesar di ASEAN.Indonesia memang kian dilirik banyak produsen komponen otomotif dunia. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan 25 investor asal Thailand berminat untuk berinvestasi di sektor suku cadang sepeda motor.Asosiasi Industri Automotive Nusantara (Asianusa) mengaku akan lebih gencar melakukan promosi terhadap produk mobnas. Ibnu Susilo, Ketua Umum Asianusa, mengatakan pihaknya tidak akan surut meski banyak pihak meragukan kehadiran mobnas Indonesia. "Kita justru akan lebih agresif berpromosi agar masyarakat mengenal apa itu mobnas, termasuk kualitasnya," katanya, Selasa (25/5).

Upaya edukasi akan terus dilakukan sehingga masyarakat luas mengerti apa itu mobnas. Asianusa hendak terus "mencekoki" masyarakat Indonesia dengan kendaraan buatan dalam negeri. Salah satunya merek Komodo dan Tawon. Belum lagi beberapa unit mobnas lain yang juga sudah diperkenalkan kepada khalayak.Menurut Ibnu, Asianusa ingin menunjukkan jika produk buatan lokal tidak kalah baik dengan buatan pabrikan asing, baik dari segi desain maupun teknologi. "Lambat laun ma-.syarakat akan kenal produk buatan dalam negeri, mencintai serta menggunakan kendaraan hasil anak bangsa. Kami optimistis suatu saat mobnas akan dicintai masyarakat." ucapnya. mri/E-5

Sikap Asia Nusa soal insentif mobil murah

Otomotif
Pos Kota - Bataviase.co.id

Tak perlu jadi pengemis"

INSENTIF pemerintah sangat penting untuk pengembangan usaha, dan banyak diharapkan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) baik mobil atau motor. Tapi langkah yang diambil Asosiasi Industri Au-tomotif Nusantara (Asia Nusa) malah sebaliknya.

Asia Nusa dengan tegas mengatakan mereka tidak ingin seperti pabrikan mobil asing yang terkesan meminta-minta diberi insentif dari pemerintah Indonesia dalam mewujudkan produksi mobil murah.

Ketua Bidang Marketing/ Komunikasi Dewa Yuniardi menjelaskan masih banyak cara untuk membuat mobilberharga murah tapi dengan kualitas yang bagus tanpa perlu menjadi pengemis.

Karena itu Dewa menyayangkan jika program mobil murah nantinya akan memberikan insentif ke perusahaan asing. Sebab bila diberi insentif itu sama saja menghamburkan uang untuk dibawa ke negara orang.

"Sebaiknya tidak usah ada insentif untuk mobil murah karena harga kami sudah murah. Jadi pemerintah tidak kehilangan pendapatan dan devisa karena harus kasih insentif ke mobil murah. Bayangkan kalau program mobil murah jalan, pasti akan laku keras, lalu berapa devi-sa negara yang akan terbang keluar," ujarnya.

SIAPKAN INFRASTRUKTUR

Menurut Dewa, lebih baik uang pemerintah untuk menyiapkan infrastruktur stasiun BBG dan Asia Nusa siap dengan teknologi BBG.

Saat ini Asia Nusa sudah memiliki mobil-mobil nasional seperti Tawon, Gea, Komodo dan lainnya yang dibandrol dengan harga maksimum Rp60 juta. Harga ini, lanjutnya, masih jauh dibawah batas harga maksimal yang ingin ditetapkan pemerintah untuk program mobil murah yakni Rp 75-80 jutaan, (tri/st)

Mobil Murah Rp 50 Juta untuk Petani Masih Baru Embrio


Jakarta - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan pemerintah akan menyiapkan mobil angkutan murah seharga Rp 50 juta yang hanya disediakan untuk para petani di pedesaan. Namun mobil yang akan diproduksi oleh PT Industri Kereta Api (INKA) itu masih dalam bentuk embrio.

"Itu mobil angkutan murah untuk petani di pedesaan, jadi bukan untuk dikonsumsi di kota, kira-kira harganya Rp 50 juta, 660 cc, hemat bahan bakar, bentuknya pick up," ujar Hidayat saat ditemui di JCC, Jumat (27/5/2011).

Produksi mobil tersebut, lanjut Hidayat, merupakan kerjasama dengan BUMN PT Industri Kereta Api (INKA) . "Itu kami maksudkan nanti BUMN PT INKA mengerjakan itu," ujarnya.

Pada tahap pertama, Hidayat menyatakan produksi akan dimulai pada tahun depan sebanyak 300 unit. "Untuk peluncuran pertama, kita akan luncurkan 300 unit dulu akan dimulai produksinya tahun depan," ujarnya.

Nantinya, mobil murah ini akan menjadi produk anak bangsa dengan 65% kandungan lokal.

"Tapi mau dipamerkan dulu kepada Presiden dalam waktu dekat, karena ini karya bangsa Indonesia, karena nanti BUMN dengan beberapa perusahaan swasta, konten lokalnya 65%," tegas Hidayat.

Hidayat menjelaskan mobil tersebut ditujukan untuk mengangkut hasil panen petani. Saat ini, produksi mobil tersebut masih dalam tahap perencanaan yang sedang disusun feasibility study.

"Saya hanya memikirkan produksinya, fungsinya, dan distribusinya, yang sedang saya pikirkan juga after sales, maintenance, component. Nanti mau kita susun lengkap feasibility study-nya sekarang baru embrio produksinya kita siapkan, jadi memang ada persiapan yang masih harus dilakukan, terutama jaringan pemasarannya," pungkasnya. (nia/hen)

Pemerintah Suntik Rp 144 Miliar untuk Program Mobil Murah Petani

Senin, 06/06/2011 15:27 WIB

Ade Irawan - detikFinance

Jakarta - Kementerian Perindustrian akan mengembangkan kendaraan angkutan umum murah untuk masyarakat pedesaan pada tahun 2012. Rencanananya anggaran yang disiapkan untuk memuluskan program ini sebesar Rp 144 miliar.

Demikian disampaikan Menteri Perindustrian MS. Hidayat dalam Rapat Kerja Menteri Perindustrian RI dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (6/6/2011).

"Akan melakukan pengembangan mobil pedesaan dengan daya mesin 650 cc," kata Hidayat.

Hidayat menjelaskan, pemerintah akan meningkatkan kemampuan industri PT INKA (Industri Kereta Api Indonesia) melalui bantuan mesin produksi dan peningkatan kemampuan industri kecil sebagai industri pendukung komponen mobil pedesaan melalui bantuan mesin dan pendampingan tenaga ahli.

"Selain itu, pengembangan produk konverter BBG dan engine control unit," tambahnya.

Selain mobil murah untuk petani, Hidayat juga memaparkan, akan mengembangkan industri mobil hemat energi dan ramah lingkungan dengan harga yang terjangkau (low cost green car/LCGC).

Untuk itu, Hidayat memsyaratkan, kendaraan tersebut harus memiliki konsumsi bahan bakar di atas 20 Km per liter dan seluruh bagian dari mobil tersebut dibuat di dalam negeri.

"Engine, transmisi, body diproduksi dalam negeri sampai tingkat full manufacturing," tuturnya.

Menurutnya untuk mendukung program ini, perlu ada bea masuk untuk impor mesin dan bahan baku komponen dari luar negeri dihilangkan. Namun, itu hanya berlaku untuk komponen yang belum dibuat di dalam negeri.

"Pembebasan bea masuk atas impor mesin peralatan dan atas impor bahan baku dan komponen yang belum dibuat di dalam negeri," ujarnya.

Selain itu, Hidayat juga akan mengembagkan pasar dalam negeri dan luar negeri dengan meberikan pembebasan pajak.

"Untuk pasar dalam negeri, diberikan pembebasan atau penguragan pajak penjualan atas barang mewah berdasarkan atas pencapaian tingkat manufacturing. Untuk pasar ekspor, diberikan fasilitas keudahan impor tujuan ekspor dan verifikasi," tambahnya.

Seperti diketahui pemerintah menyiapkan dua rencana program mobil murah yaitu untuk petani Rp 50 juta per unit dan Rp 85 juta per unit. Khusus untuk segmen Rp 50 juta pemerintah menyiapkan PT INKA produsen mobil GEA dan PT Super Gasindo Jaya produsen mobil Tawon. (ade/hen).