Jumat, 29 April 2011

Pameran - INDO AUTOMOTIVE 2011 - The 4th Indonesian International Automotive Components, Spare Parts and Accessories Exhibition.


Asia Nusa berpartisipasi pada pameran produk Mobil Nasional dari anggauta Asia Nusa, pada Pameran : "INDO AUTOMOTIVE 2011" - The 4th Indonesian International Automotive Components, Spare Parts and Accessories Exhibition.

Tanggal : 25 sd 28 Mei 2011
Jam      : 10.00 sd 19.00
Tempat : Jakarta International Expo - Hall D - Kemayoran - Jakarta

Pameran ini terbuka untuk Umum dan "Free of Charge"

Besar harapan kami agar Bapak2/Ibu2 dan Rekan2 sekalian dapat menghadiri acara tersebut.

Salam,

Dewa Yuniardi  - Ketua bidang Pemasaran/Hubungan

Powered by - WAKENI
PT Wahana Kemalaniaga Makmur
SAMBUTAN KETUA ASIANUSA

Assalamu’alaikumWr. Wb
Salam Sejahtera

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas terselenggaranya “PAMERAN INDOAUTOMOTIVE 2011” di JIExpo Jakarta pada tanggal 25 – 28 Mei 2011 yang diprakarsai oleh PT.WAHANA KEMALANIAGA MAKMUR.

Ini yang kedua kalinya kami dari ASIA NUSA (Asosiasi Industri Automotive Nusantara) mendapat apreasiasi dari INDOAUTOMOTIVE 2011 untuk dapat berperan serta menampilkan produk-produk kendaraan Nasional hasil karya Bangsa Indonesia sehingga dapat dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun Internasional.

Pameran otomotif yang berskala Internasional ini sangat memberikan nilai positif untuk masyarakat Indonesia khususnya dunia otomotif, mengingat Indonesia merupakan pasar yang memiliki pertumbuhan otomotif dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan yang sangat signifikan. Disamping itu juga terjadi link antara produsen, vendor dan konsumen otomotif baik skala Nasional maupun International.

Kami dari ASIA NUSA merasa sangat mendapatkan manfaat dan bangga dengan adanya wahana untuk memperkenalkan produk-produk kami serta dapat mengenal para vendor dan juga calon-calon customer kami, dengan memberikan secara langsung edukasi produk-produk kami kepada masyarakat Indonesia.

SELAMAT atas teselenggaranya pameran INDOAUTOTIVE 2011 yang kesekian kalinya, semoga sukses dan lancar serta memberikan manfaat bersama baik untuk PT.WAHANA KEMALANIAGA MAKMUR, para produsen Otomotif dan spare part, para pengguna otomotif serta membantu program pemerintah.

Wassalamu’alaikum Wr wb.

Ir. IBNU SUSILO
Ketua ASIA NUSA (Asosiasi Industri Automotif Nusantara)

Rabu, 27 April 2011

In Memoriam Soeprapto Soejatmo : Anak Akur dan Rawat Mobil

Satulagi tokoh otomotif meninggalkan kita semua. Soeparto Sujatmo (68 tahun) menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Siloam, Lippo Karawaci, Sabtu (12/3) pukul 01.35 WIB. Mantan Direktur Teknik PT Timor Putra Nasional dan Sekjen PP IMI ini meninggal setelah hampir 2 tahun dibelit komplikasi penyakit di tubuhnya.

Di hadapan ketiga anaknya, dan sang istri Novi (asal Jepang), Om Parto, begitu lelaki ini biasa disapa, sempat membisikkan sesuatu sebelum detik-detik terakhir. "Papa sempat berucap minta anak-anak akur dan disuruh rawat mobilnya. Gak gitu jelas mobil yang mana, soalnya waktu papa udah payah banget. Tapi feeling saya mobil yang papa bikin kali ya," ujara Ayako Kusumawardhani, anak pertama dari 3 anak Om Parto. Anak kedua dan ketiganya yakni Sunny TS (pembalap turing) dan Dewi.

Almarhum memang tengah merancang mobil buatan sendiri yang murah dan cocok  di Indonesia sebelum jatuh sakit. Mobil dengan kapasitas mesin 600 cc itu menjadi maskotnya. Sayangnya sebelum mobil itu banyak dipublikasikan, Om Parto dipanggil Sang Ilahi.

Tampak sanak saudara, handai taulan, komunitas balap hingga sejumlah mantan pejabat negara mengiringi hingga ke pemakaman terakir di Karet Bivak, Jakarta Selatan, Sabtu (12/3) pukul 14.00 WIB. Tinton Soeprapto, sang adik, tampak sibuk dalam liang kubur hingga membuka tali kafan di kepala sebelum dikuburkan.

"Kita kehilangan tokoh otomotif, mantan sekjen PP IMI, yang sangat setia dengan dunia otomotif. Integritas dan upayanya memajukan dunia balap layak diteladani kita semua," ujar Juliari Batubara,  Ketua Umum PP IMI di Karet Bivak.

Helmy Sungkar masih teringat betapa almarhum sangat peduli terhadap urusan safety. "Sekitar 20 tahun lalu bersama saya ingin mengembangkan helm merek Arai di Indonesia. Namun kemudian tak terlaksana karena kita tak hanya ingin menjadi tukang jahit, tetapi produsen. Almarhum Om Parto memperhitungkan hal detail seperti itu," ungkap Helmy.

Selamat jalan Om Parto, kami akan mengenang karya-karyamu. 
(otosport.co.id)

Masyarakat Dambakan Mobil Murah

Mobnas GEA
MASYARAKAT sebenarnya tidak memerlukan mobil canggih dengan teknologi terkini. Masyarakat cukup menggunakan mobil dengan tenaga mesin yang memadai, pasokan bahan bakar masih menggunakan karburator, dan tidak dilengkapi penyejuk udara (AC). 

Dengan demikian harga mobil masih bisa terjangkau warga masyarakat yang memerlukan sarana transportasi yang memadai.Demikian benang merah diskusi otomotif Forum Wartawan Otomotif (Forwot) yang dihadiri Wakil Ketua II Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata, Presdir PT. Indo Techno Mandiri yang juga mantan Dirut PT Timor Putra Nasional (TPN), Suparto Soejatmo, dan pengamat otomotif, Soehari Sargo, di Jakarta, Jumat (6/8).

Menurut Soehari, pasar otomotif dalam negeri dikuasai merek-merek tertentu. Sementara untuk mengajak merek terkenal masuk ke pasar kendaraan murah yang bisa terjangkau kebanyakan warga masyarakat tidak mudah. 

”Masalahnya, siapa yang mau lebih awal ke situ (membuat mobil murah, Red.)? 

Mobnas AG-Tawon Transformer
Merek-merek terkenal? Mereka tidak mau,” ujarnya.Dahulu, lanjutnya, ada kebijakan menciutkan jumlah merek yang beredar dan beberapa merek secara perlahan menghilang setelah pasarnya menurun. Namun setelah pasar bebas, semua pihak boleh memasukkan mobil, sehingga antara agen tunggal pemegang merek (ATPM), pengimpor umum (IU) memasukkan kembali merek-merek yang sudah mati.

Indonesia sebagai negara dengan pasar terbesar di kawasan Asia Tenggara menjadi sasaran pabrikan dari berbagai benua, termasuk pabrikan sesama Asia.Menurut Gunadi Sindhuwinata, industri otomotif di tanah air akan menghadapi saingan berat dari produsen sesama Asia, yaitu Tata, India dan Proton, Malaysia. 

Mobnas Fin Komodo Offroad
Meski sebenarnya dari segi ”kelas” pesaing potensial industri otomotif nasional justru datang dari negeri ”Gajah Putih,” Thailand.”Keberhasilan Tata dan Proton di negaranya berkat dukungan pemerintahnya terhadap produk otomotif sendiri. 

Para pejabat di India menggunakan mobil produksi dalam negeri. Demikian pula dengan pejabat pemerintah Malaysia yang mendorong penggunaan mobil buatan dalam negerinya,” tuturnya.

Kondisi itu secara tidak langsung memberikan contoh dan mendorong masyarakatnya untuk menggunakan produk dalam negeri. Masyarakat cenderung untuk mendapatkan sarana transportasi yang murah. 

Mobnas Wakaba
Dahulu daya beli masyarakat masih bisa menjangkau mobil baru, karena harganya relatif murah. Namun, kini tidak ada lagi mobil murah, sementara sarana transportasi massal tidak nyaman.

”Maka jangan heran jika populasi dan pertumbuhan penjualan sepeda motor cukup pesat. Masyarakat memerlukan kendaraan yang terjangkau daya belinya,” ujar Soehari.Diakuinya, untuk membangun industri otomotif yang tangguh diperlukan suatu jaringan antar-para pelakunya. 

Mobnas Boneo
Satu unit mobil memiliki 5.000 jenis komponen, sedangkan jumlah komponen totalnya 20.000 unit. Sementara pelaku industri otomotif yang ada di Indonesia hanya 217 industri komponen, alias masih setengah dari industri komponen di negeri jiran Malaysia.

Sementara itu Suparto menuturkan, industri otomotif bisa dilakukan siapa saja yang benar-benar menaruh perhatian padanya. Ia bahkan membuktikan dengan membuat mesin tiga silinder berkapasitas 500 cc di bengkel miliknya. ”Semua logam aluminium dari semacam panci dan lain-lain dilebur untuk dijadikan mesin mobil. Mesin yang kami buat sudah dipesan pembeli di Italia dan Rusia,” tuturnya bangga.

Mesin ITM & Soeparto Sujatmo (alm)

Sabtu, 23 April 2011

GEA, Mobil Nasional Milik Indonesia

Setelah beberapa kali tertunda, PT Inka menegaskan pihaknya siap mengadakan grand launching mobil nasional GEA. Bulan Desember atau awal tahun 2011 mendatang, mobil nasional GEA akan dibanderol dengan harga Rp 40 jutaan.

Menurut Iwan Ridwan, marketing PT INKA di Indo Defence Expo 2010, GEA yang akan dilaunching sama dengan GEA versi polisi. Mobil model citycar ini memiliki wheelbase 1.965 mm dan tampak lebih lebih manis dibanding model sebelumnya.

Dari depan, bumper GEA tampak lebih sporty dengan lubang udara yang cukup besar. Sportivitas ini makin bertambah kental berkat aplikasi fog lamp dan head lamp yang berdesain modern. Mesin yang mengusung 650 cc ini masih seperti GEA yang lama, namun dengan sistem injeksi EFI dan penggerak roda depan.

Dari ke belakang tampak buritan yang sederhana namun elegan dengan tambahan tulisan Polmas (Polisi Masyarakat) di belakangnya. Tulisan itu mempertegas bahwa ini adalah mobil kepolisian. Terlebih di bagian tengah mobil tertulis tulisan Patroli dengan logo Samapta yang lumayan besar.

Dan bila kita masuk ke dalam mobil yang memiliki dimensi 3.320×1.490×1.640 mm (PxLxT) ini, nuansa mewah tersembur berkat pilihan warna beige di kabin mobil, meski atribut di bagian dalam seperti roda kemudi, panel indikator atau AC control masih tampak jadul.

Menurut Iwan, untuk pertama kalinya, mereka akan fokus ke pembeli kelompok seperti instansi dan koperasi. Hal itu dilakukan untuk mempermudah layanan after sales, karena untuk membangun dealer dan bengkel resmi dalam waktu dekat ini mereka mengaku belum siap. Sebab kalau berkelompok, pihaknya menjadi lebih mudah dalam melayani perawatan dan penyediaan spare part, karena unitnya berkumpul di suatu tempat.

Mobil Ramah Lingkungan

GEA atau singkatan dari Gulirkan Energi Alternatif ini merupakan mobil ramah lingkungan, sekaligus sebagai jawaban atas perubahan iklim dan pemanasan global. Mobil GEA dikembangkan oleh PT INKA (Industri Nasional Kereta Api) Madiun. GEA memiliki spesifikasi mesin berkapasitas 650 cc, dan berkecepatan 85 km/jam. Ini lebih rendah dari Daihatsu Ceria yang memiliki kapasitas 800 cc. Mobil ini diluncurkan dengan bandrol Rp 45- Rp 50 juta per unit.

Di samping GEA, ada juga mobil ramah lingkungan lainnya. Mahasiswa Jurusan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang menciptakan prototipe mobil mikro, Arina. Mobil mikro Arina ini merupakan proyek bagi mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir atau skripsi di Unnes. Mereka merencanakan memproduksi secara massal mobil bermesin sepeda motor itu mulai tahun 2010 dengan merangkul beberapa sekolah menengah kejuruan dan industri kecil menengah di Jawa Tengah.

Mobil mikro Arina menggunakan mesin sepeda motor dengan kapasitas mesin 150 cc, 200 cc, dan 250 cc dengan kemampuan laju 400 kilometer dan 10 liter bensin. Mobil berkapasitas 4 penumpang ini masih menggunakan mesin buatan China, namun dari keseluruhan chasis dan bodi mobil Arina dibuat di dalam negeri.

Singkatnya, Indonesia mulai melirik penyediaan mobil ramah lingkungan dan dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat. (ria/int)

Sumber:  http://www.inioke.com/

Jumat, 22 April 2011

AsiaNusa siap protes bila Mobnas lokal mendapat perlakuan diskriminasi oleh pemerintah

Rencana pemerintah Indonesia mengeluarkan regulasi tentang produk low cost and green car menuai kritik pedas dari asosiasi produsen mobil nasional yang tergabung dalam Asosiasi Industri Automotif Nusantara (AsiaNusa). Mereka mendesak pemerintah supaya tak terlalu memihak investor asing dan menyingkirkan kesempatan industri mobil nasional untuk bersaing.

Dewa Yuniardi, Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi AsiaNusa kepada Kompas.com menjelaskan, produsen mobil nasional pernah meminta insentif oleh pemerintah agar mendapat keringanan dalam memproduksi micro car (mobil bermesin 1.000 cc ke bawah), tapi tak terlalu digubris. Meski demikian, mereka tak patah arang dan tetap berjalan dengan segala keterbatasan.

"Kami akhirnya memutuskan supaya jalan terus, dengan catatan tak dibeda-bedakan. Maksudnya, kalau kami tak diberi insentif mereka (produsen mobil besar) juga jangan," tegas Dewa saat dijumpai di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (23/3/2011).

Terkait rencana penerbitan regulasi low cost & green car, Dewa bersama anggota AsiaNusa mengaku siap protes keras kepada pemerintah jika tak berlaku adil. Saat ini AsiaNusa terdiri dari beberapa produsen mobil nasional antara lain, Tawon, Wakaba, Fin (Komodo), Arina, Gea, dan ITM. "Kalau mereka bisa dapat insentif, kami tidak, ini tidak adil. Kalau mau fair, kita adu saja di pasar, kami berani bersaing kalau sama-sama tak dapat insentif," beber Dewa.

Menganggapi hal ini, Budi Darmadi, Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian mengatakan, pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan tak pernah memihak ke satu pihak dan sifatnya pasti umum. Pada regulasi low cost & green car yang tengah digodok, semua pihak bisa memanfaatkannya asal mengikuti aturan mainnya.

"Setiap peraturan yang dikeluarkan pemerintah itu sifatnya global dan setiap produsen otomotif itu punya segmen yang dituju," jelas Budi.

Wakaba, Satu Lagi Mobil Nasional Indonesia Lahir!

Mobil nasional bertambah satu lagi dengan hadirnya Wakaba. Wakaba merupakan mobil yang dikembangkan oleh Design Center Teknik Mesin Universitas Pasundan (UNPAS), Bandung.

Wakaba yang merupakan singkatan dari Wahana Karya Anak Bangsa ini merupakan sebuah proyek untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat, terutama di pedesaan termasuk perkebunan dan daerah pedalaman.

Platform Wakaba akan dibuat oleh IKM komponen otomotif yang tergabung dalam Klaster Komponen Otomotif Jawa Barat, yang aplikasinya akan dikembangkan oleh Pemerintah Daerah bersama industri setempat dengan dukungan teknologi dari Desain Center Unpas.

Beberapa varian yang akan dibuat ditujukan untuk memiliki fungsi khusus, seperti Pemadam Kebakaran Mini, Ambulan, Puskesmas Keliling, Penyapu Jalan, sampai Angkutan Sampah.

Begitupun untuk segmentasi lainnya seperti alat angkut hasil panen, alat pengolah lahan, angkutan pedesaan, kendaraan retail dan kios, sampai pada kendaraan promosi.

Meskipun masih prototipe, namun Wakaba memiliki desain yang cukup menarik, dan terlihat kokoh dengan beberapa roll bar dan rangka yang rigid.

Proyek pengembangan Wikaba pun turut didukung penuh oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, Kementerian Riset & Teknologi, serta tentunya Departemen Perindustrian.

Namun sayang Wakaba belum bisa kami temui bentuk fisiknya di Jakarta. Mobil ini dalam pameran di Departemen Perindustrian hanya dipajang dalam bentuk dummy-nya saja.

Sumber: oto.detik.com


Mobil Nasional Ikon Pedesaan

Sumber: http://www.lintasberita.com/

Pemerintah saat ini sedang menggodok pelaksanaan proyek mobil murah untuk masyarakat pedesaan. 

Kementerian Perindustrian pun kabarnya berniat untuk menjadikan salah satu mobil nasional buatan orang asli Indonesia, Tawon sebagai ikon program tersebut. Mobil Nasional Ikon Pedesaan Tawon terbagi dalam 2 tipe yakni citycar dan pikap. 

Harganya hanya Rp 42-48 jutaan saja. Mobil Nasional Ikon Pedesaan Saat ini Tawon sedang dipamerkan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta sampai tanggal 26 Maret mendatang. Mobil Nasional Ikon Pedesaan Mesin mobil ini berkapasitas 664 cc 2 Silinder 4 langkah yang mampu mencapai kecepatan maksimum 90 km per jam.

Mobil Nasional Ikon Pedesaan Tawon pikap bernama Transformer. Bagus untuk para petani. 

Mobil Nasional Ikon Pedesaan Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi tampak antusias melihat mobil karya anak bangsa ini. Dia bahkan coba menaikinya. Mobil Nasional Ikon Pedesaan Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi juga sempat mengabadikan mobil karya anak bangsa ini melalui kamera yang dibawanya.

Dukungan Pemerintah Bisa Bikin Mobnas Murah

Syubhan Akib – detikOto

Jakarta – Pemerintah saat ini sedang menggodok rencana pembuatan mobil murah. Regulasi mengenai mobil ini diperkirakan akan membantu kelangsungan mobil nasional karena bisa menekan harga jual jadi lebih murah.

Ketua Asosiasi Industri Automotif Nusantara (Asia Nusa), Ibnu Susilo menjelaskan kalau prinsipal-prinsipal lokal saat ini sedang menunggu lahirnya regulasi itu karena diperkirakan akan memberikan sejumlah insentif bagi produsennya.

“Saat ini kita masih menunggu, kita memang belum tahu bagaimana nanti kebijakannya, tapi bila ada insentif tentu harga jual mobil nasional jadi lebih rendah,” jelasnya di Jakarta, Selasa (19/4/2011).

Asia Nusa sendiri menurut Ibnu saat ini beranggotakan 8 prinsipal yang terdiri dari FIN KOMODO, AG-TAWON, GEA, KANCIL, WAKABA, MERAPI, BONEO dan ITM. Seluruh mobil produsi prinsipal lokal tersebut diperkirakan akan dilepas dengan harga dibawah angka Rp 60 jutaan.

Dengan harga jual seperti itu saja mobil-mobil nasional ini sebenarnya sudah berharga murah, namun bila ditambah dengan insentif harga jual mobil nasional tentu akan makin murah. Kekuatan mobil nasional untuk bersaing pun akan makin kuat.

“Kita lihat nanti isentifnya nanti akan diberikan di area mana, bisa di pajak, biaya produksi, harga, tapi itu semua bisa menekan harga,” jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya pemerintah sudah sejak beberapa waktu lalu menyiapkan sebuah proyek mobil murah. Mobil murah itu ditargetkan hanya akan berharga Rp 75-80 jutaan saja.

Harga murah itu didapat berkat berbagai kemudahan dan insentif yang akan diberikan pemerintah. Hal inilah yang membuat penggodokan mobil murah ini jadi berbelit.

Selain para prinsipal mobil lokal, produsen mobil asing seperti Daihatsu juga sudah mengaku siap membuat mobil murah untuk pasar Indonesia.

“Regulasi tersebut masih dibicarakan inter departemen,” ujar Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, Selasa (19/4/2011).

Wow, Inden Mobnas Komodo Sampai Tiga Bulan!

Sabtu, 26 Maret 2011 14:03 WIB
INAPA 2011
Sumber: otomotifnet.com

Jakarta – Permintaan pasar yang membludak bisa menjadi berkah sekaligus ujian bagi produsen mobil nasional Komodo, PT Fin Komodo Teknologi (FKT). Pasalnya saat ini, mereka sedang kewalahan dalam menghadapi pesanan dari para pelanggan.

“Respon terhadap Komodo sangat luar biasa, bahkan inden Komodo bisa sampai tiga bulan. Untuk itu kami minta maaf kepada para pelanggan jika harus menunggu lama,” jujur Dewa Yuniardi, Ketua Bidang Pemasaran/Komunikasi PT FKT disela pameran INAPA 2011 di JIExpo, Jakarta.

Komodo kebanyakan dipesan oleh perusahaan yang bergerak disektor perkebunan dan kehutanan. 

“Sedangkan yang menjadikan Komodo sebagai sarana penunjang wisata masih agak sedikit, tapi pasar kearah tersebut tetap ada,” lanjut Dewa.

Pasar mobil berharga Rp 60 juta ini tersebar diseluruh wilayah Indonesia, mulai dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Medan, Pekan Baru hingga Papua. “Tapi tak ada satu pun pemesan dari ibukota,” selorohnya.
Dewa menambahkan, kendala yang dihadapi Komodo diantaranya terjadi di jumlah produksi yang masih terbatas, yakni hanya sekitar 10-12 unit perbulan. 

“Saat ini kami masih mengkaji, apakah kami membutuhkan tambahan tenaga kerja,” ujar pria ramah ini.

Seperti diketahui, Komodo merupakan mobil light offroad, bertipe buggy karya anak bangsa. Ditunjang ban MT dan sasis tinggi, memudahkan Komodo untuk berkeliaran dijalanan perkebunan sekalipun.

Mengandalkan mesin 4-Tak berkapasitas 250 cc yang memiliki torsi sampai 17,6 Nm di 5500 Rpm. Dan kreasi pabrikan asal Cimahi, Jawa Barat ini diklaim mampu melaju hingga 60 km/jam. (mobil.otomotifnet.com)

Mobil Nasional GEA Kini Pakai AC dan Mesin Injeksi

Selasa, 05 April 2011 13:06 WIB
Mobil Nasional GEA – INKA
Sumber: http://mobil.otomotifnet.com

Jakarta – Diam-diam tanpa banyak yang mengekspos, mobil nasional salah satunya GEA Inka terus mengembangkan diri, baik dari tampang, fungsi maupun teknologi mesinnya. Dan kini mobil nasional tersebut sudah pakai Ac dan mesin injeksi.

Mesinnya berkapasitas 650 cc berteknologi Electronic Fuel Injection (EFI) yang bisa memproduksi tenaga sebesar 20 Kw. Mesin ini dikawinkan dengan transmisi manual 4 speed.
Mobil dengan diameter ban berukuran 13 inci ini merupakan mobil mini, dashboard-nya didesain minimalis. Panel kecepatan diletakkan di bagian tengah. Namun yang menarik, finishingnya kini semakin rapih dan presisi.

GEA hanya punya tiga pintu, satu berada di sisi kemudi dan dua lainnya di samping kiri, dengan daya tampung 4 orang. Kabinnya sudah dilengkapi AC dan untuk menaruh barang di bagasi, harus dilakukan dari dalam mobil.

Sementara lampu depan dibikin besar dengan lubang angin untuk mesin di antara 2 lampu depan besar tersebut , lampu belakang dibuat bergaya minimalis. Semuanya ramping dengan tiga susunan lampu berbeda. Masing-masing berwarna kuning, putih, dan merah.

GEA rencananya akan diluncurkan pertengahan tahun 2011 ini, dan akan dibanderol dengan estimasi harga jual sekitar Rp 50 jutaan. (mobil.otomotifnet.com)

Lomba Design Asesories Mobnas AG-TAWON

AG-TAWON adalah Mobil Nasional Indonesia yang rencananya akan di launching pada akhir Juli 2011, mengadakan sebuah lomba design asesories untuk Mobil Nasional AG-TAWON yang ditujukan untuk umum.

Untuk mengikuti lomba ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
 
Persyaratan Peserta

Terbuka untuk umum, WNI.
Tidak dipungut biaya pendaftaran
Tiap orang boleh mengirimkan lebih dari satu
Jadwal Penerimaan dan Penjurian
Batas akhir penerimaan desain adalah tanggal 30 April 2011 jam 24.00, dikirimkan melalui email: mobiltawon@gmail.com
Penilaian dilakukan tanggal 1-7 Mei 2011
Pengumuman pemenang dilakukan tanggal 8 Mei 2011
Panitia tidak melayani surat menyurat pada lomba ini
Keputusan pemenang tidak bisa diganggu gugat
Semua karya menjadi hak milik Mobil Nasional AG-TAWON

Penentuan Penilaian

Design di buat dalam format gambar digital JPG, PNG, dll.
Design dibuat tampak depan, samping, belakang dan keseluruhan, seperti tertera pada gambar di halaman ini.
Relevansi dengan basic design Mobil Nasional AG-TAWON
Tidak merubah basic design dari Mobil Nasional AG-TAWON (Seperti Bentuk Lampu dll)
Orisinalitas dari design
Unsur estetika dari design

Hadiah

Juara Pertama, uang tunai sebesar Rp. 1.500.000,-
Juara Kedua. uang tunai sebesar Rp. 1.000.000,-
Juara Ketiga, uang tunai sebesar Rp. 500.000,-

Bagi rekan-rekan pembaca yang kreatif dan memiliki bakat serta kemampuan dalam mendesign jangan sampai terlambat, karena batas pengiriman hanya sampai 30 April 2011 jam 24.00, dan dikirimkan melalui email ke: mobiltawon@gmail.com

Lihat infomasinya di: http://mobiltawon.blogspot.com

Mobil Nasional Mulai Berkoalisi

Selasa, 23/02/2010 12:08 WIB
Bagja Pratama – detikOto
Sumber: http://oto.detik.com

Jakarta – Bermunculannya industri mobil nasional, serta semakin membaiknya kondisi
perekonomian Indonesia, membuat mereka tergerak untuk menyatukan diri dalam
sebuah wadah berbentuk asosiasi.

Karenanya, hari ini beberapa merek mobil nasional yang sudah eksis, akan mendeklarasikan berdirinya Asosiasi Industri Automotif Nusantara (Asianusa) yang akan digelar di Gedung Kementerian Perindustrian Jalan Gatot Subroto, Jakarta.

“Kita ingin mendapat dukungan dari pemerintah, karenanya selain untuk menyatukan, asosiasi ini harapannya bisa membuat pemerintah aware pada kita,” ujar Presiden Direktur PT Fin Tetra Indonesia Ibnu Susilo sebagai pembuat mobil Komodo, ketika dihubungi detikOto, Selasa (23/2/2010)

Ibnu menambahkan, sampai saat ini, industri mobil nasional tidak hanya terpusat di Jakarta saja, beberapa perwakilan dari daerah seperti Jawa Barat, Jawa tengah dan Jawa Timur, juga beberapa wilayah lainnya.
Harapannya, dengan memiliki sebuah wadah tersebut, pada pegiat Industri mobil nasional ini bisa terus mengembangkan industri otomotif anak bangsa tersebut.

Tercatat produsen mobil nasional seperti GEA, Tawon, Arina, Komodo, Wakaba dan beberapa nama lainnya akan menghadiri deklarasi peresmian Asianusa ini, mulai pukul 14.00 WIB nanti.

Asia Nusa Tawarkan Mobil Mikro Khas Sulut

Selasa, 27 April 2010 | 21:06 WIB
Sumber: http://vibizdaily.com/

(Vibizdaily-Nasional)Asosiasi Industri Automotive Nusantara (Asia Nusa) menawarkan kerjasama untuk memproduksi mobil nasional mikro 1000 cc ke bawah, dengan desain khas Sulawesi Utara(Sulut).
“Khas Sulut, dimaksudkan modelnya bisa dibuat sesuai selera masyarakat daerah ini, begitu juga didesain sebagaimana kondisi jalan yang ada,” kata Sekjen Asia Nusa, Irvan di Manado, seusai Sosialisasi Program Pengembangan Kendaraan Bermotor di Manado, Selasa.

Guna memproduksi mobil mikro khas daerah, kata Irvan, maka dibutuhkan selain dukungan pasar juga kerjasama investasi dengan pelaku usaha di Sulut.

Masyarakat Sulut, kata Irvan diberikan kesempatan bermitra baik dalam investasi, pemasaran dan teknologi sehingga mobil ini dapat diproduksi secara massal.

“Produksi massal mobil mikro irit bahan bakar ini, tergantung dana dan permintaan masyarakat, makanya bila ada yang berani tawarkan kerjasama maka Asia Nusa dapat memproduksi memenuhi kebutuhan pasar,” Irvan.

Ir Farid Rizayana, MT, Design Center Universitas Pasundan Bandung selaku staf ahli Wahana Karya anak Bangsa (WAKABA) mengatakan, kehadiran mobil mikro mengikuti tuntutan jaman terhadap mobil yang multifungsi dan irit bahan bakar minyak.

“Tren masyarakat terhadap mobil mikro semakin tinggi, termasuk di Sulut, hanya saja perlu dilakukan sosialisasi terhadap mobil produksi anak bangsa,” kata Farid.
Jenis-jenis mobil mikro yang ada di Indonesia saat ini, diantaranya Wakaba (Jawa Barat), Docar (Jateng), Boneo (Jakarta), ITM (Jakarta), Fin Komoddo (Jabar), AG-Tawon (Banten), Kancil (Jakarta) dan Gea (Jatim).

Asosiasi Mobnas Minta Dukungan Pemerintah

Selasa, 23/02/2010 16:33 WIB
Bagja Pratama – detikOto
Sumber: http://us.oto.detik.com

Jakarta – Asosiasi produsen mobil nasional yang tergabung dalam Asianusa atau Asosiasi Industri Automotif Nusantara meminta dukungan pemerintah untuk mengembangkan mobil nasional di tengah kepungan produsen asing.

Hal tersebut disampaikan Ketua Asianusa Ibnu Susilo saat pembentukan Asianusa di Ruang Otomotif, Lantai 10, Kementerian Perindustrian, Selasa (23/2/2010).

“Harapannya mobil nasional bisa mendapat dukungan dari pemerintah,” ujar Ibnu.

Di Asianusa, Ibnu didampingi oleh penggagas mobil Tawon yakni Kuntjoro Nyoto sebagai penasehat Asianusa dan Widya Aryadi (Arina) sebagai ketua bidang teknologi.

Produsen mobnas yang jadi anggota antara lain: Tawon, Arina, Fin Komodo, GEA, ITM, Wakaba, dan Boneo. Asianusa juga berharap pemerintah bisa membuat regulasi yang bisa memberikan keuntungan bagi para produsen mobil nasional.

“Paling baru sebatas pameran-pameran saja,” ujar Ibnu mengenai dukungan pemerintah itu.

Pembentukkan Asianusa juga dihadiri oleh Direktur Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan Kementerian Perindustrian Panggah Susanto.

Panggah pun mengatakan kalau pemerintah akan berupaya memfasilitasi para produsen itu.

Asianusa: Sudah Saatnya RI Jangan Hanya Jadi ATPM

Rabu, 24/02/2010 11:13 WIB
Bagja Pratama – detikOto
Sumber: http://us.oto.detik.com

Jakarta – Mencermati perkembangan industri otomotif nasional kita, sepertinya memang tidak akan ada habis-habisnya. Maka perkembangan adalah sebuah keharusan bagi industri otomotif kita.

Akan tetapi, sepertinya Indonesia masih betah hanya sebagai agen saja dalam
bidang otomotif. Mendistribusikan mobil, mungkin kita jagonya, tapi tidak dalam membuatnya.

Hal tersebut yang membuat Asosiasi Industri Automotif Nusantara (ASIANUSA)
dibentuk, agar kedepannya Indonesia tidak melulu bekerja sebagai agen penyalur saja.

“Kita harusnya juga bisa menjadi prinsipal, tidak melulu selama puluhan tahun hanya menjadi ATPM saja dinegeri sendiri,” ujar Ketua Asianusa Ibnu Susilo saat pembentukan Asianusa di Ruang Otomotif, Lantai 10, Kementerian Perindustrian.

Selain melakukan riset, tentunya kita juga harus menciptakan iklim sirkulasi pasar yang kondusif, agar apa yang telah kita buat bisa kita pasarkan sendiri.

“Nah, disitu lah peran pemerintah yang kita butuhkan, karena pemerintah kan
penentu kebijakan regulasinya,” tambah Ibnu.

Memang, untuk jangka pendek, menjadi ATPM barangkali bagus untuk mengembangkan pergerakan industri otomotif nasional, tapi itu dinilai bisa menghambat perkembangan industri otomotif nasional dalam jangka panjang.

Mobnas Tak Gentar Hadapi Mobil Murah Produksi Asing

Selasa, 30 Maret 2010 – 14:23 wib
Prasetyo Adhi – Okezone
Sumber: http://autos.okezone.com

JAKARTA- Walau mengaku kecewa dengan rencana pemerintah menghibahkan proyek mobil murah kepada produsen automotif asing, namun para produsen mobil nasional (mobnas) tak gentar hadapi serbuan mobil yang nantinya membanjiri Indonesia itu.

Hal ini ditegaskan Ketua Asosiasi Industri Automotive Nusantara (Asianusa) Ibnu Susilo ketika dihubungi okezone, Senin (29/3/2010). Asianusa merupakan asosiasi yang menaungi nama-nama produsen mobnas seperti Arina, GEA, Tawon, Komodo, dan Wakaba.

Diungkapkan Ibnu, rencana pemerintah untuk segera merealisasikan proyek mobil murah untuk merek asing tidak akan mematikan semangat para produsen mobnas. “Kita tidak gentar dengan hadirnya program mobil murah yang dilakukan produsen asing itu,” katanya.
Agar makin berkembang, para produsen mobnas yang tergabung dengan Asianusa ini, tambah Ibnu akan menggandeng UKM-UKM di seluruh Indonesia sebagai penyedia jaringan pelayanan, distribusi dan suku cadang.

“Dengan kita menggandeng UKM-UKM ini maka kita ingin bukan hanya produsen mobilnya saja yang maju tapi juga sektor industri lokal lainnya juga terangkat dengan cara mereka menjadi mitra jaringan kita,” paparnya.

Cara tersebut ditempuh selain memajukan industri dalam negeri juga agar menghindari keterlibatan pihak asing sehingga pendapatan negara tidak keluar kepada pihak asing. “Jadi kalau kita libatkan industri lokal, kan uangnya berputar di dalam negeri saja guna memajukan masyarakat Indonesia bukan menjadi keuntungan pihak asing,” kata dia.

Dengan begini diharapkan masyarakat dapat melihat mana sebenarnya podusen yang lebih menguntungkan mereka, yang asing atau lokal. “Masyarakat bisa hitung, kalau mereka beli mobil, uang yang didapat dari hasil keuntungan penjualan mobil itu lari kemana, apakah untuk kepentingan industri dalam negeri lagi atau hanya menjadi keuntungan prinsipal asing yang kebetulan memasarkan mobil murah di Indonesia?” terang Ibnu. (uky)

Kampanye Mobil Lokal, Bantu Selamatkan Devisa

Dede Suryana – Okezone
Selasa, 24 Agustus 2010 08:02 wib
Sumber: http://news.okezone.com/read/2010/08/24/337/365892/kampanye-mobil-lokal-bantu-selamatkan-devisa

JAKARTA – Beberapa pihak mengusulkan agar pejabat negara menjadi perintis penggunaan mobil buatan dalam negeri. Hal ini diyakini akan menjadi contoh bagi masyarakat untuk belajar menyelamatkan devisa negara.

“Penggunaan produk dalam negeri ini kan upaya untuk menyelamatkan aset bangsa sekaligus menyelematkan mata uang kita. Seperti menteri-menteri di India, Jepang, China, atau di Eropa yang sudah memang menggunakan produk mereka,” ujar Ketua Ketua Umum Asosiasi Industri Automotive Nusantara (Asia Nusa) Ibnu Susilo saat berbincang dengan okezone, baru-baru ini.

Sebaliknya, tambah Ibnu, dengan terus memelihara agen tunggal pemegang merek (ATPM) asing, secara tidak langsung pemerintah telah memberikan uang negara kepada asing. “Itu dari sisi perdagangan. Kalau dari sisi teknologi, harus diakui kita tidak punya akar teknologi. Sekarang itu zamannya menciptakan teknologi dan bukan membeli teknologi,” ungkapnya.

Berkaitan dengan hal ini, Ibnu menyesalkan sikap pemerintah yang menolak memberikan proteksi terhadap Asia Nusa yang fokus pada produk otomotif lokal berharga dibawah Rp100 juta. Terlebih, saat pemerintah khawatir jika nantinya Asia Nusa menjualnya kepada asing, jika perusahaan yang dirintis sudah merangkak maju.

Pernyataan pemerintah yang khawatir Asia Nusa akan menjual perusahaan lokal kepada asing jika perusahaan yang dirintis sudah merangkak maju, juga dinilai Ibnu sangat berlebihan. “Asia nusa kan tujuannya untuk membangun jati diri. Kita nggak apa-apa tidak didukung pemerintah, tapi tolong jangan direcokin (kacaukan),” ungkapnya.
(ram)

Tiap Tahun Anggota Asianusa Luncurkan Produk Baru

Selasa, 30 Maret 2010 – 17:20 wib
Prasetyo Adhi – Okezone
Sumber: http://autos.okezone.com

JAKARTA- Agar lebih menjadi tuan rumah di negeri sendiri, para produsen mobil nasional (mobnas) yang tergabung dengan Asosiasi Industri Automotive Nusantara (Asianusa) siap melahirkan satu produk baru tiap tahunnya.

Hal ini diungkapkan Ketua Asianusa Ibnu Susilo ketika dihubungi okezone, Senin (29/3/2010). Menurut Ibnu, para anggota Asianusa sudah setuju untuk meluncurkan produk baru tiap tahunnya.
“Kita sudah konsolidasikan dengan semua para anggota untuk mereka bisa meluncurkan satu produk baru tiap tahun secara bergiliran,” papar Ibnu.

Ia mencontohkan, misalnya tahun ini PT Fin Tetra Indonesia selaku produsen mobil offroad Komodo meluncurkan satu varian baru yakni Komodo bertransmisi otomatis, maka tahun depan akan digilir Arina yang meluncurkan produk baru, kemudian tahun berikutnya diikuti Tawon, dan seterusnya.

Semua ini, kata Ibnu dilakukan selain untuk makin memeriahkan pasar kendaraan bermotor di dalam negeri juga memacu produktifitas para anggota Asianusa sendiri yang didalamnya bernaung nama-nama seperti Arina, GEA, Tawon, Komodo, dan Wakaba.

Dirinya pun yakin para anggota Asianusa tersebut dapat mengisi kekosongan celah pasar yang ada antara mobil dan motor. “Nantinya kita akan hadir sebagai kendaraan diatas harga motor tapi dibawah harga mobil,” paparnya.

a juga mengaku sudah membicarakan masalah penggunaan desain yang akan makin menarik minat konsumen Tanah Air. “Fokus kita memang terlebih dahulu menunjukkan eksistensi kita bahwa Indonesia juga bisa bangun mobil,” katanya.

Namun tak dapat dipungkiri, kata dia, untuk bisa bersaing dipasaran, desain akan menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan. “Pastinya ke depan kita akan adakan semacam survey untuk melihat seperti apa desain yang diinginkan konsumen,” tegas Ibnu.

Asianusa sendiri resmi terbentuk pada 23 Februari 2010. Asosiasi yang menaungi para produsen mobnas ini dianggap bisa menjadi cikal bakal majunya industri automotif dalam negeri yang selama ini masih dikuasai produsen asing. (uky)

Mobnas di IIMS 2011, Nanti Dulu Deh!

Rabu, 06 April 2011 08:04 WIB
Sumber: http://mobil.otomotifnet.com

Jakarta – Pecinta otomotif yang mengharapkan mobil nasional (mobnas) berjaya di negeri sendiri, tampaknya harus menunggu lebih lama. Karena sepertinya lagi-lagi mobil nasional kurang mendapat perhatian.
Hal ini terkait dengan porsi yang diberikan Gaikindo kepada mobnas di ajang tahunan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2011 yang masih mengambang. Padahal, ini merupakan kali ketiga mobnas ingin eksis di pameran mobil tahunan kebanggan Indonesia tersebut.

Berdasarkan pantauan OTOMOTIFNET.com, saat konfrensi pers IIMS 2011 di FX Plasa, Jakarta pada Selasa (5/4), juga tidak ada sedikitpun pembahasan mengenai keikut sertaan mobnas, seperti Komodo, Gea dan juga Tawon.

Patut diketahui, mobnas Tawon siap memasuki jalur produksi massal pada bulan Juli mendatang. Dan tahun lalu, dua unit mobnas, yakni Komodo dan Tawon memperoleh venue di koridor luar IIMS, yang tentu saja kurang layak.

Bahkan, saat ditanyakan mengenai keikutsertaan mobnas di pameran IIMS ke 19 itu, ketua Panitia IIMS 2011, Johnny Darmawan, berusaha mengelak dan tidak memberikan komentar.
“Nanti dulu deh, urusan mobnas langsung tanyakan saja ke ketua Gaikindo, Sudirman MR,” elaknya. Waduh! (mobil.otomotifnet.com)

Produsen Mobil Nasional Belum Dapat Undangan IIMS 2011

Rabu, 06 April 2011 10:04 WIB
Sumber: http://mobil.otomotifnet.com

Jakarta – Pameran Indonesia International Motor Show 2011 sebentar lagi akan digelar. Tapi sayangnya, pihak penyelenggara pameran mobil tahunan kebanggaan Indonesia tersebut belum mengundang produsen mobil nasional untuk ikut serta unjuk produknya.

Ketua Bidang marketing dan Komunikasi Asianusa, Dewa Yuniardi, yang mengungkapkannya langsung kepada OTOMOTIFNET.com. Ia mengatakan, sejauh ini belum mendapatkan undangan dari penyelenggara IIMS 2011.

“Tahun lalu sih diundang, tapi ya menjelang dekat-dekat hari H. Gak tau ya kita sih nunggu saja, mungkin lagi nyari space kosong untuk kita,” ujar Dewa.
Padahal, sebagai produsen yang membuat mobil nasional, tentunya merupakan kebanggaan tersendiri untuk bisa tampil di IIMS 2011, dimana tidak hanya masyarakat Indonesia saja yang bisa melihat, tapi juga masyarakat internasional.

“Ya kalau ditanya kita mau ikut atau tidak, ya pasti mau!,” tegas Dewa.

Ini merupakan kali ketika gelaran IIMS sejak mobnas mulai eksis di tahun 2009 lalu. Sebelumnya, ketua Panitia IIMS 2011, Johnny Darmawan, berusaha mengelak dan tidak memberikan komentar mengenai rencana keikutsertaan mobnas di IIMS 2011. (mobil.otomotifnet.com)

ASIANUSA Minta Pemerintah Utamakan Industri Lokal

Penulis: Agung Kurniawan | Editor: bastian
Rabu, 24 Februari 2010 | 09:26 WIB
Sumber: http://otomotif.kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com – Terbentuknya ASIANUSA semakin menguatkan tekad para Produsen mobil nasional (mobnas) untuk melahirkan produknya. Untuk memuluskan ambisi, mereka mendesak pemerintah agar lebih mengutamakan kepentingan industri lokal dan menciptakan pasar tersendiri terlepas dari gangguan produsen mobil yang kuat dan besar.

Pesan kepada pemerintah itu disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Industri Automotif Nusantara (ASIANUSA) Ibnu Susilo saat berbicara kepada wartawan di Jakarta, Selasa (23/32/2010). “Kami yang bayi ini hendaknya diperlakukan seperti layaknya, jangan disamaratakan dengan prinsipal lain yang sudah dewasa,” pinta Ibnu.

Sebagai langkah awal, ASIANUSA mendesak pemerintah agar bisa mempersiapkan pasar mobil mikro berkapasitas 1.000cc ke bawah dengan kisaran harga Rp30-60 juta per unit agar tak ikut digarap prinsipal asing. Selain itu, juga diberikan dukungan kemudahan birokrasi terkait perizinan yang berlaku.

Saat ini, lanjut Ibnu, produsen mobnas tak bisa memasarkan produknya karena terganjal masalah regulasi yang berlaku. Tawon misalnya, sudah diproduksi hingga 100 unit namun tak bisa menyentuh konsumen.
Seperti diketahui, saat ini pemerintah akan meluncurkan regulasi program mobil dengan harga terjangkau dan ramah lingkungan (low cost & green car). Bahkan sejumlah prinsipal mobil Jepang antara lain Toyota, Daihatsu, dan Suzuki sudah berancang-ancang mencaplok potensi pasar tersebut.

Direktur Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan Kemenperin Panggah Susanto menyatakan potensi pasar di segmen harga Rp100 juta ke bawah masih besar dan bisa mencapai 300.000-600.000 unit per tahun. Terkait dengan regulasi, Panggah melanjutkan, pemerintah belum dapat merumuskan kebijakan bagi mobnas karena saat ini produsen mobnas baru sampai pada tahapan pemantapan produk.

“Kami akan masuk ke arah kebijakan jika sudah pada waktunya kalau tidak nanti prematur, sebab tidak mudah merilis kebijakan yang berkaitan, misalnya, dengan pajak,” ujarnya.

AsiaNusa: Jangan Singkirkan Produsen Mobnas

Penulis: Agung Kurniawan | Editor: I Made Asdhiana
Rabu, 23 Maret 2011 | 19:51 WIB
Sumber: http://otomotif.kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana Pemerintah Indonesia mengeluarkan regulasi tentang produk low cost and green car menuai kritik pedas dari asosiasi produsen mobil nasional yang tergabung dalam Asosiasi Industri Automotif Nusantara (AsiaNusa). Mereka mendesak pemerintah supaya tak terlalu memihak investor asing dan menyingkirkan kesempatan industri mobil nasional untuk bersaing.

Dewa Yuniardi, Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi AsiaNusa, kepada Kompas.com menjelaskan, produsen mobil nasional pernah meminta insentif oleh pemerintah agar mendapat keringanan dalam memproduksi microcar (mobil bermesin 1.000 cc ke bawah), tetapi tak terlalu digubris. Meski demikian, mereka tak patah arang dan tetap berjalan dengan segala keterbatasan.

“Kami akhirnya memutuskan supaya jalan terus, dengan catatan tak dibeda-bedakan. Maksudnya, kalau kami tak diberi insentif mereka (produsen mobil besar) juga jangan,” tegas Dewa saat dijumpai di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (23/3/2011).

Terkait rencana penerbitan regulasi low cost and green car, Dewa bersama anggota AsiaNusa mengaku siap protes keras kepada pemerintah jika tak berlaku adil. Saat ini AsiaNusa terdiri dari beberapa produsen mobil nasional, antara lain Tawon, Wakaba, Fin (Komodo), Arina, Gea, dan ITM. “Kalau mereka bisa dapat insentif, kami tidak, ini tidak adil. Kalau mau fair, kita adu saja di pasar, kami berani bersaing kalau sama-sama tak dapat insentif,” beber Dewa.

Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan, pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan tak pernah memihak ke satu pihak dan sifatnya pasti umum. Pada regulasi low cost and green car yang tengah digodok, semua pihak bisa memanfaatkannya asal mengikuti aturan mainnya.

“Setiap peraturan yang dikeluarkan pemerintah itu sifatnya global dan setiap produsen otomotif itu punya segmen yang dituju,” jelas Budi.

Produsen Mobil Nasional Deklarasi ASIANUSA

Penulis: Agung Kurniawan | Editor: bastian
Selasa, 23 Februari 2010 | 18:23 WIB
Source: http://otomotif.kompas.com


JAKARTA, KOMPAS.com – Para produsen mobil lokal Indonesia mendatangi kantor Kementerian perindustrian, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (23/2/2010). Di situ mereka mendeklarasikan organisasi barunya, yakni Asosiasi Industri Automotif Nusantara (ASIANUSA).
Anggota terdiri dari beberapa produsen mobil nasional antara lain, Tawon, Wakaba, Fin (Komodo), Arina, Gea, dan ITM. Secara umum, ASIANUSA memiliki empat tujuan utama yakni, kebijakan, finansial, pemasaran, dan teknologi.


Ketua Umum ASIANUSA Ibnu Susilo menjelaskan, dengan lahirnya asosiasi ini, produsen mobil nasional akan lebih mudah menyuarakan, baik ke pemerintah maupun masyarakat. “Ini adalah zero kilometer, artinya sebuah permulaan baru untuk produsen mobil nasional. Dengan ASIANUSA kami akan lebih fokus bergerak,” ujar Ibnu.

Potensi Indonesia memiliki mobil nasional, menurut Ibnu terbuka luas, asalkan memperoleh dukungan penuh dari pemerintah. “Sudah saatnya, mobil nasional tumbuh kembang di negeri sendiri,” harap Ibnu.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan Kemenperin Panggah Susanto mengatakan, pembentukan asosiasi menjadi kunci utama lahirnya industri otomotif lokal. Pemerintah, terus berupaya membantu terciptanya struktur industri otomotf nasional yang tangguh.
“Ini sebuah inisiatif yang baik, kami sudah memfasilitasi pasokan jig dan atras ke universitas di Semarang (universitas Negeri Semarang) dan Paundan (Universitas Pasundan),” jelas Panggah.